Teknik Arm Sling
Teknik pemasangan arm sling dapat dilakukan oleh satu atau dua orang tenaga medis dengan menggunakan triangular bandage, maupun arm sling komersil yang dilengkapi dengan sabuk leher dan pinggang (polysling). Pada prinsipnya, pemasangan arm sling bertujuan mengimobilisasi lengan bawah, lengan atas, atau sendi bahu sesuai indikasi.
Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang akan menjalani prosedur pemasangan arm sling sama dengan langkah evaluasi yang dijalankan pada seluruh pasien yang mengalami cedera. Pengamanan jalan napas, pola napas, dan sirkulasi pasien dilakukan menurut rekomendasi pedoman Advanced Trauma Life Support (ATLS). Survei sekunder dapat dilakukan setelah survei primer, dan dikonsentrasikan untuk menemukan diagnosis cedera yang lebih spesifik.
Terkait dengan indikasi pemasangan arm sling, inspeksi diarahkan pada klavikula, sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, dan tangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat inspeksi adalah perubahan warna kulit, edema, hematoma, luka, dan deformitas. Kemudian, tanyakan apakah pasien mampu menggerakkan ekstremitas secara normal. Palpasi ekstremitas dapat dilakukan untuk menguji fungsi sensorik maupun mengenali adanya nyeri atau krepitasi akibat fraktur.
Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis. Arm sling dapat digunakan terlebih dulu untuk membantu mobilisasi dan mengurangi nyeri sebelum dan setelah rontgen.[12]
Peralatan
Peralatan yang diperlukan untuk pemasangan arm sling mencakup sebuah triangular bandage atau kain katun berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang tiap kaki sekitar 90 cm, peniti atau plester medis, atau arm sling komersil yang dilengkapi sabuk leher dan pinggang (misalnya untuk pemasangan polysling).
Untuk pemasangan collar and cuff arm sling, diperlukan busa panjang, tali atau plastik untuk mengikat, dan gunting.
Posisi Pasien
Posisi pasien pada saat pemasangan arm sling diupayakan agar duduk tegak dengan lengan yang mengalami cedera berada dalam posisi santai dan tangan pada posisi horizontal melewati perut ke sisi kontralateral. Jika pasien tidak mampu duduk tegak akibat adanya cedera di tempat lain, pemasangan arm sling juga dapat dilakukan saat pasien berbaring dengan tetap memastikan imobilisasi optimal.
Prosedural
Teknik prosedural pemasangan arm sling bervariasi tergantung jenis yang digunakan. Pada bagian ini teknik pemasangan arm sling dibedakan untuk broad arm sling, high arm sling, shoulder immobiliser, dan collar and cuff arm sling.[11,13-15]
Pemasangan Broad Arm Sling
- Posisikan lengan pasien yang mengalami cedera dengan bahu rileks dan tangan melintasi perut ke sisi lengan yang berlawanan. Tangan lebih tinggi daripada siku lengan yang mengalami cedera.
- Bentangkan sling di antara lengan bawah dan dada sehingga sisi terpanjangnya tegak lurus terhadap lengan yang cedera dan sudut terbesarnya berada di dekat siku yang cedera. Kedua sudut sling lainnya akan berada di bahu dan paha sisi kontralateral dari lengan yang mengalami cedera.
- Lipat sudut sling yang berada di dekat paha melewati lengan yang cedera hingga mencapai bahu yang sesisi dengan lengan tersebut.
- Ikat kuat kedua sudut sling yang berada setinggi bahu dengan nyaman di belakang leher pasien.
- Lipat sudut sling yang berada dekat siku lengan yang cedera ke arah depan sehingga mengamankan posisi siku dari pergerakan, lalu hubungkan sudut tersebut ke material sling dengan menggunakan peniti atau plester.
Gambar 1. Broad Arm Sling. (Source: Hauptabteilung der Schutzpolizei der DDR, Wikimedia Commons, 2010)
Pemasangan High Arm Sling
- Posisikan tangan pasien yang mengalami cedera hingga setinggi bahu sisi kontralateral.
- Bentangkan sling agar menutupi dada dan lengan yang mengalami cedera sehingga sudut terbesarnya berada di pertengahan lengan atas dari sisi yang mengalami cedera. Kedua sudut sling lainnya akan berada di bahu kontralateral dan paha ipsilateral dari sisi lengan yang mengalami cedera.
- Lipat sisi sling yang terpanjang ke bawah lengan yang cedera dan pastikan agar tangan yang cedera tertutup oleh sling.
- Tarik perlahan sudut sling yang berada di dekat paha ke arah punggung pasien.
- Ikatkan sudut sling yang berada di punggung bawah ke sudut sling yang berada di dekat bahu kontralateral. Posisi simpul dapat berada di antara kedua tulang belikat atau di bawah bahu yang mengalami cedera.
- Rekatkan sudut sling yang masih bebas ke material sling bagian belakang dengan menggunakan peniti atau plester agar memfiksasi siku lengan yang cedera.
Shoulder Immobilizer
- Posisikan sling dan sabuk bahu pada lengan bawah dan tarik erat pada area di sekitar siku.
- Sesuaikan panjang sling dengan melipat ujung material sling ke arah dalam sehingga tercapai panjang yang diinginkan.
- Tutup ujung sling di bagian tangan dengan merekatkan sabuk D-ring dan posisi cincin di tengah sabuk pada bagian atas lengan sedangkan cincin kedua menghadap pasien.
- Tutup rapat sling dengan merekatkan sabuk penutup di bagian siku.
- Sokong lengan dengan menghubungkan sabuk bahu melewati bahu dan mengitari punggung pasien.
- Masukkan sabuk bahu ke bagian atas D-ring. Sesuaikan panjang sabuk bahu agar pasien nyaman lalu fiksasi.
- Untuk memastikan bahu terfiksasi, pasang sabuk imobilisasi di sekitar siku lengan yang cedera lalu masukkan ke D-ring di dekat pergelangan tangan yang menghadap pasien.
Collar and Cuff Sling
- Letakkan bagian yang empuk di belakang leher pasien
- Buat simpul di atas dan di bawah lengan yang cedera
- Periksa apakah simpul sudah cukup kuat agar tangan tidak bergeser. Saat pasien berdiri, lengan akan berbentuk seperti huruf “L” (sudut 90 derajat).
- Jika arm sling melonggar atau bergeser, maka posisikan kembali agar kuat.
Gambar 2. Collar and Cuff Arm Sling. (Source : Wikimedia Commons, 2007)
Follow up
Follow up yang perlu dilakukan pada pasien yang baru menjalani pemasangan arm sling antara lain evaluasi sirkulasi pada area distal dari arm sling, sensasi, dan fungsi motorik. Evaluasi sirkulasi dilakukan dengan melihat kecepatan pengisian kapiler. Fungsi sensorik dapat dinilai dengan menanyakan pada pasien apakah area di tangannya menjadi lebih baal atau kesemutan. Fungsi motorik dapat diketahui dengan meminta pasien menggerakkan ujung jari.
Apabila terdapat gangguan sirkulasi, sensorik, dan motorik yang sebelumnya tidak ada pada saat evaluasi pra prosedur, hal tersebut menandakan bahwa gejala disebabkan manipulasi yang dilakukan selama tindakan pemasangan arm sling. Hal ini dapat diatasi dengan mengevaluasi ulang apakah sling terpasang terlalu kencang atau terdapat cedera lain yang belum terevaluasi.[11]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja