Teknik USG Kehamilan
Teknik ultrasonografi atau USG kehamilan adalah dengan memantulkan gelombang suara pada rahim dan organ-organ janin. Hal ini akan menghasilkan gambaran 2 dimensi (2D) atau 3 dimensi (3D) untuk mengevaluasi keadaan kehamilan. USG kehamilan bisa dilakukan secara transabdominal ataupun transvaginal. USG kehamilan merupakan metode noninvasif dan tidak memaparkan ibu dan janin pada radiasi.[1-3,13]
Persiapan Pasien
Untuk persiapan pemeriksaan USG kehamilan, pasien tidak perlu melakukan puasa. Beberapa dokter menyarankan pasien untuk diperiksa dalam kondisi kandung kemih penuh, walaupun tidak ada konsensus mengenai ini, terutama pada kehamilan lebih dari 18 minggu.[1-3]
Kondisi kandung kemih yang penuh dengan cairan dapat meningkatkan resolusi struktur yang lebih dalam. Hal ini dapat membantu dalam pemeriksaan uterus, plasenta, dan cairan amnion saat pemeriksaan.[13]
Pada pemeriksaan transvaginal, pasien disarankan untuk berkemih terlebih dahulu agar kandung kemih kosong. Hal ini dapat meminimalisir ketidaknyamanan dan mengempeskan kandung kemih untuk visualisasi yang lebih baik dari organ pelvis. Selain itu, pengosongan kandung kemih juga memungkinkan probe lebih dekat ke uterus dan adneksa.[2,3]
Posisi Pasien
Dalam pemeriksaan USG transabdominal, posisi pasien supinasi. Pada pemeriksaan USG transvaginal, posisi pasien litotomi atau probe elevasi sekitar 8 cm sampai 10 cm.[2,3]
Peralatan
Persiapan yang diperlukan untuk pemeriksaan USG kehamilan antara lain:
- Mesin USG
- Meja periksa dan selimut untuk pasien
- Gel
- Ruangan periksa dengan lampu yang bisa diredupkan.[3]
Prosedural
Prosedur untuk melakukan pemeriksaan USG kehamilan adalah:
- Posisikan pasien. Jika pemeriksa memiliki tangan dominan sebelah kanan, maka pasien sebaiknya berada di kanan pemeriksa.
- Berikan gel pada probe
- Lakukan pemindaian USG
- Setelah selesai, bersihkan gel pada pasien dan bersihkan alat
- Lakukan interpretasi dan dokumentasi [1-3,13]
Pemindaian pada USG transabdominal dilakukan dengan posisi pasien supinasi dan menggunakan probe kurvilinear. Sebagai penanda, probe pertama diletakkan pada garis tengah simfisis pubis. Pencitraan disarankan untuk diambil dalam posisi longitudinal dan transversal.
Pada USG transvaginal, probe diarahkan sekitar 4 sampai 5 cm ke sagital. Penanda yang penting pada USG transvaginal adalah mengidentifikasi saluran kemih, kemudian menentukan posisi uterus. Selanjutnya, lihat posisi adneksa, ovari, lalu tuba falopi.
Pada kasus trauma, USG FAST (Focused Assessment with Sonography in Trauma) dapat dilakukan untuk mengevaluasi cairan bebas pada rongga peritoneal, Morrison pouch, kuadran kiri atas, subxiphoid, dan suprapubik untuk melihat ada tidaknya kehamilan intrauterine.[1]
Trimester Pertama
Pada trimester pertama, usia kehamilan ditentukan oleh hari pertama haid terakhir. Ovulasi seringkali terjadi di tengah siklus atau sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi. Dalam 3 minggu setelah konsepsi, pertumbuhan kantung kehamilan sering belum terdeteksi. Di minggu ke-4 atau ke-5, kantung kehamilan dapat terlihat seperti struktur oval anechoic yang terletak di dalam desidua echogenic.
Selain itu, double decidual sac sign merupakan tanda definitif kehamilan intrauterin. Namun, ketiadaaan double decidual sac tidak mengeksklusi kehamilan intrauterin.
Embrio dapat mulai terlihat di usia 6 minggu kehamilan. Membran amnion dapat terlihat sekitar 7 minggu. Aktivitas jantung dapat terdeteksi dalam 6 minggu kehamilan ketika embrio berukuran 1-2 mm.[7]
Trimester Dua dan Tiga
Di trimester kedua dan ketiga, pemeriksaan USG kehamilan difokuskan untuk melihat anatomi janin dan evaluasi plasenta. Pada pemeriksaan anatomi janin, dilihat posisi janin, perkembangan janin, serta tanda-tanda kelainan bawaan. Sementara itu, pada evaluasi plasenta dilihat letak plasenta, vaskularisasi, serta ada atau tidaknya kelainan pada plasenta.[1-3,13]
Pada pemeriksaan anatomi janin, dilakukan penilaian per sistem organ seperti sistem saraf pusat, spinal, dada, abdomen, dan ekstremitas. Pada kasus kehamilan multipel, lakukan pemeriksaan USG per janin secara sistematis.[1-3]
Follow Up
Setelah pemeriksaan selesai dilaksanakan, dokter dapat menjelaskan kepada pasien mengenai hasil USG. Perlu dijadikan catatan bahwa pemeriksaan USG bergantung pada keahlian operator. Oleh sebab itu, apabila ada temuan dalam USG yang memerlukan tindak lanjut, pemeriksaan diagnostik lain diperlukan untuk mengkonfirmasi.[1-3]