Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Dark Field Microscopic Examination annisa-meidina 2023-11-08T10:45:47+07:00 2023-11-08T10:45:47+07:00
Dark Field Microscopic Examination
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Dark Field Microscopic Examination

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Teknik dark field microscopic examination atau pemeriksaan mikroskop lapangan gelap berprinsip pada penggunaan cahaya terpolarisasi untuk meningkatkan kontras gambar objek yang bening atau transparan, seperti bakteri atau sel hidup, yang sulit terlihat dengan teknik biasa.

Prinsipnya melibatkan penggunaan sebuah kondensor khusus yang memiliki cincin terang pada sumber cahaya, sehingga cahaya yang tidak dibiaskan oleh objek difraksi dan menciptakan latar belakang gelap di sekitar objek. Ini memungkinkan objek tersebut untuk menjadi lebih terlihat dengan jelas.[1,7,8]

Persiapan Pasien

Pasien perlu diinformasikan mengenai prosedur pemeriksaan, termasuk tujuan pemeriksaan, pengambilan sampel, pemeriksaan sampel, dan persetujuan pemeriksaan atau informed consent. Pasien sifilis dianjurkan untuk tidak mengoleskan antiseptik ataupun salep antibiotik pada lesi sebelum pengambilan sampel.[1,11]

Peralatan

Alat dan bahan yang diperlukan dalam pemeriksaan mikroskop medan gelap yaitu:

  • Mikroskop lapangan gelap, yaitu mikroskop optik khusus dengan kondensor medan gelap yang memproyeksikan cahaya pada sudut miring sehingga cahaya dibelokkan atau dihamburkan oleh spesimen. Hal ini menyebabkan spesimen tampak terang dengan latar belakang gelap yang kontras, sehingga meningkatkan visibilitas spesimen
  • Glass slide dengan coverslip

  • Blotting paper
  • Alat swab steril
  • Sarung tangan bedah steril
  • Scalpel
  • Spuit injeksi

  • Botol minyak imersi dengan aplikatornya. Minyak imersi berfungsi mengoptimalkan pengumpulan cahaya yang tersebar oleh lensa objektif.
  • Larutan sodium polyanethol sulphonate dalam cairan salin steril atau larutan sodium oksalat dalam buffer fosfat pada pH 8 untuk sampel leptospirosis

  • Alat sentrifugasi untuk sampel leptospirosis
  • Polyvalent Vibrio cholerae O1 antiserum untuk sampel kolera

  • Larutan salin fisiologis steril atau phosphate-buffered saline, ph 7.0-0 untuk sampel kolera[1,7,8]

Posisi Pasien

Dalam pengambilan sampel, pasien dapat diposisikan duduk ataupun berbaring. Pengambilan sampel perlu tetap memperhatikan kewaspadaan keamanan.[1]

Prosedural

Mikroskop lapangan gelas harus sudah disiapkan sebelum pengambilan sampel agar sampel dapat langsung diperiksa karena motilitas mikroorganisme berkurang seiring waktu.[1,9]

Gunakan 2 lapis sarung tangan, dimana sarung tangan terluar nantinya dilepas setelah selesai pengambilan sampel dan sebelum pemeriksaan mikroskop medan gelap.[1]

Pemilihan Lokasi Sampel Pemeriksaan

Pengambilan sampel pemeriksaan berbeda-beda tergantung jenis penyakit dan kondisi klinis pasien.

Sifilis:

Untuk penyakit sifilis, sampel didapatkan dari swab lesi primer atau sekunder yang masih basah atau baru atau eksudat serosa tanpa eritrosit. Sensitivitas pemeriksaan berkurang pada lesi yang telah mengering atau menyembuh. Pada lesi yang telah mengering, sampel serum diambil dengan sedikit melukai atau melakukan irisan menggunakan scalpel pada tepi lesi dimana terdapat lebih banyak Treponema.

Irisan dilakukan sehati-hati mungkin agar tidak menyebabkan perdarahan. Tujuannya adalah mendapatkan eksudat serosa dan meminimalisir kontaminasi oleh darah ataupun pus dari infeksi sekunder. Sampel serum tidak boleh diencerkan meskipun kuantitasnya sedikit.

Pada sifilis primer, sampel diambil dari serum jernih pada lesi (chancre) primer. Aspirat dari pembesaran limfonodi dapat diambil jika lesi primer telah menyembuh atau tidak nampak akibat adanya fimosis. Pada sifilis sekunder, sampel dapat diambil dari lesi basah (mukosa atau kondilomata lata) atau serum yang diambil dengan membuat sedikit irisan pada lesi yang kering. Pada sifilis kongenital, sampel dapat diambil dari lesi basah atau lesi bulosa pada kulit di fase awal sifilis kongenital.[1,9]

Sampel harus segera diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan sampel dimana motilitas mikroorganisme masih dapat terlihat. Adanya darah atau pus pada sampel harus dibersihkan dengan hati-hati karena dapat mengganggu identifikasi mikroorganisme pada pemeriksaan mikroskop.[1,9]

Leptospirosis:

Untuk penyakit leptospirosis, sampel diambil dari darah pasien.[7,8]

Kolera:

Untuk penyakit kolera, sampel diambil dari feses cair yang seperti air cucian beras. Jika feses cair tidak seperti air cucian beras, maka sampel perlu diencerkan cairan salin terlebih dahulu dengan perbandingan 1:1.[7,8]

Penyakit Lyme:

Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap bukanlah pemeriksaan diagnostik untuk penyakit Lyme, tetapi pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dapat digunakan dalam bidang mikrobiologi untuk mempelajari B. burgdorferi yang telah dikultur atau dari kutu Ixodes yang menjadi vektor penyakit Lyme pada manusia.[3,6]

Prosedur Pengambilan Sampel pada Kasus Sifilis

Pada pasien sifilis, prosedur pengumpulan sampel dilakukan sebagai berikut:

  1. Alat swab steril direndam cairan salin, kemudian permukaan lesi dibersihkan dan dilap kering
  2. Lesi dicubit dengan jempol dan jari telunjuk tangan kiri pemeriksa untuk mengeluarkan serum jernih bebas eritrosit
  3. Tangan kanan mengambil coverslip dan diaplikasikan atau ditempelkan langsung pada serum dari lesi untuk mengambil sampel serum tersebut
  4. Letakkan coverslip pada glass slide dengan bagian yang telah dioles serum berada di bawahnya (di antara coverslip dan glass slide)
  5. Tekan hati-hati dari atas coverslip, pastikan tidak ada gelembung udara
  6. Lepaskan sarung tangan bagian terluar, kemudian lanjutkan dengan pemeriksaan mikroskop lapangan gelap[1,11]

Jika sampel berasal dari limfonodi, 0,1 ml cairan salin steril diinjeksikan terlebih dahulu ke limfonodi yang membesar dengan tangan kanan. Kemudian, tangan kiri melakukan pemijatan pada limfonodi, baru diaspirasi dan diteteskan pada glass slide dan dilanjutkan sesuai prosedur di atas.[1]

Prosedur Pengambilan Sampel pada Kasus Leptospirosis

Pada pasien leptospirosis, prosedur pengumpulan sampel dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengambil darah pasien (5 ml) kemudian dimasukkan dalam vial yang telah berisi larutan sodium polyanethol sulphonate dalam cairan salin steril atau larutan sodium oksalat dalam buffer fosfat pada pH 8
  2. Sampel kemudian disentrifugasi pada 3000 rpm selama 5 menit untuk membentuk sedimen elemen selular
  3. Plasma supernatan yang terbentuk diambil sebanyak 10 µl dan diteteskan pada glass slide kemudian ditutup dengan coverslip dengan hati-hati agar tidak membentuk gelembung udara[8,12]

Prosedur Pengambilan Sampel pada Kasus Kolera

Pada pasien kolera, prosedur pengumpulan sampel dilakukan sebagai berikut:

  1. Teteskan 1 tetes polyvalent V. cholerae O1 antiserum di salah satu ujung glass slide

  2. Ambil sampel feses air cucian beras dan teteskan 1 tetes pada bagian ujung glass slide yang telah diteteskan antiserum tadi
  3. Ambil kembali sampel feses air cucian beras dan teteskan 1 tetes di ujung lain glass slide (tanpa campuran antiserum)
  4. Tutup kedua ujung glass slide masing-masing dengan coverslip[7,13]

Cara Pemeriksaan Mikroskop Lapangan Gelap

Setelah pengumpulan sampel, dilakukan pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dengan prosedur sebagai berikut:

  1. Lampu mikroskop dinyalakan sampai skala maksimal
  2. Kondensor lapangan gelap dinaikan, kemudian minyak imersi diteteskan sebanyak 1 tetes di atas kondensor
  3. Teteskan 1 tetes minyak di atas coverslip dan di bawah glass slide

  4. Letakkan glass slide sedemikian sehingga minyak imersi berpadu tanpa ada gelembung udara
  5. Atur perbesaran lensa, mulai pada perbesaran 10 kali hingga lapang pandang terlihat semua merata dengan kontras maksimal
  6. Lakukan pemeriksaan dengan peningkatan perbesaran lensa secara bertahap menjadi 40 kali dan 100 kali, kemudian objek imersi minyak diubah menjadi mode medan gelap untuk mengurangi ukuran apertura
  7. Objek imersi minyak atau objek medan gelap diturunkan hingga bersentuhan dengan minyak
  8. Sampel akan terlihat seperti objek putih pada latar gelap. Lakukan identifikasi mikroorganisme berdasarkan morfologi dan motilitasnya
  9. Setelah selesai, buang semua alat dan bahan pada wadah yang tepat[1]

Catatan Khusus:

Untuk sampel kolera, visualisasi terlebih dahulu sampel tanpa campuran antiserum. V. cholerae akan nampak motil seperti “shooting star” pada perbesaran 40 kali. Selanjutnya, lakukan visualisasi sampel dengan campuran antiserum.

Jika tidak ada motilitas, maka mikroorganisme tersebut adalah V. cholerae (hasil positif), namun jika pada kedua sampel (sampel dengan antiserum dan tanpa antiserum) tidak ditemukan motilitas mikroorganisme atau tidak ada perbedaan motilitas, maka mikroorganisme tersebut bukanlah V. cholerae (hasil negatif).[2,7,13]

Follow up

Hasil yang akurat bergantung pada kecepatan pemeriksaan (dalam 20 menit, untuk meminimalisir hilangnya motilitas yang dapat terlihat), dan keahlian laboran serta ekspertise dalam mengidentifikasi mikroorganisme.[1,9]

Hasil dikatakan positif jika ditemukan mikroorganisme kausal penyakit, yaitu Treponema sp. pada sifilis, frambusia, dan pinta; Leptospira interrogans pada leptospirosis; dan V. cholerae pada kolera.[1,2,4,5,7,8]

Gambaran Treponema

T. pallidum akan nampak berbentuk spiral tipis, putih, dan berkilau, berukuran panjang 6-15 µm dan lebar 0,25 µm, dengan karakteristik gerakan berpilin disertai perubahan bentuk seperti angulasi, berkelok, undulasi, melingkar, melilit, dan ekspansi.[1,2,4,5,7,8]

Gambaran Leptospira

L. interrogans akan nampak berbentuk spiral dengan ukuran 6-20 μm x 0,1 μm, dengan gerakan rotasi sepanjang poros tubuh dan bergerak maju mundur searah dengan poros tubuhnya.[1,2,4,5,7,8]

Gambaran Vibrio cholera

V. cholerae akan nampak berbentuk batang berlekuk, berukuran panjang 1-3 µm dan diameter 0,5-0,8 µm, dengan flagel tunggal yang membuatnya motil. Hasil dikatakan negatif jika tidak ditemukan mikroorganisme kausal penyakit.[1,2,4,5,7,8]

Perhatian Khusus

Perlu diperhatikan bahwa hasil negatif palsu dapat muncul jika mikroorganisme pada sampel terlalu sedikit untuk dapat teridentifikasi, pasien telah mendapat terapi, aplikasi antibiotik topikal pada lesi, atau lesi telah menyembuh.[1,5,11]

Pada sifilis, jika tidak nampak Treponema pada pemeriksaan mikroskop lapangan gelap namun kecurigaan klinis tinggi, pemeriksaan dapat diulang selama 3 hari berturut-turut.[1,11]

Referensi

1. Ambooken B, Binesh VG, Asokan N, Sarin A, Natarajan B, Subi CT. Dark ground microscopy for identification of Treponema pallidum. J Skin Sex Transm Dis doi: 10.25259/JSSTD_39_2022
2. Handa S. Cholera. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/962643-overview
3. Blazhev A, Stanilov I, Miteva LD, Atanasova M, Blazheva S, Stanilova S. Prevalence of Borrelia burgdorferi Sensu Lato in Ixodes ricinus Ticks Collected from Kaylaka Park in Pleven, Bulgaria. Microorganisms. 2022 Apr 3;10(4):772. doi: 10.3390/microorganisms10040772. PMID: 35456822; PMCID: PMC9032153.
4. Gompf SG. Leptospirosis. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/220563-overview
5. Fine SM. Treponematosis (Endemic Syphilis, Yaws, and Pinta. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/230403-overview
6. Skar GL, Simonsen KA. Lyme Disease. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431066/
7. Centers for Disease Control and Prevention. Laboratory Methods for the Diagnosis of Vibrio cholerae. 2022. https://www.cdc.gov/cholera/pdf/laboratory-methods-for-the-diagnosis-of-vibrio-cholerae-chapter-4.pdf
8. Jaiswal NK, et al. Evaluation of Dark Field Microscopy for the Early Diagnosis of Leptospirosis- A Prospective Study. Journal of Medical Science and Clinical Research, 2018. 6(8): 798-801. https://dx.doi.org/10.18535/jmscr/v6i8.133
9. Theel ES, Katz SS, Pillay A. Molecular and Direct Detection Tests for Treponema pallidum Subspecies pallidum: A Review of the Literature, 1964-2017. Clin Infect Dis. 2020 Jun 24;71(Suppl 1):S4-S12. doi: 10.1093/cid/ciaa176. PMID: 32578865; PMCID: PMC7312206.
11. Lejarraga-Cañas C, Ayerdi-Aguirrebengoa O, Menéndez-Prieto B, Tello-Romero E, Rodríguez-Martín C, Del Romero-Guerrero J. Is dark-field microscopy still useful for the primary syphilis diagnosis in the 21ST century? Enferm Infecc Microbiol Clin (Engl Ed). 2022 Jan;40(1):32-34. doi: 10.1016/j.eimce.2021.10.001. Epub 2021 Oct 31. PMID: 34732343.
12. Jaiswal N K, Chandrasekaran S , Rukadikar A, Usefulness of dark field microscopy (DFM), IGM ELISA and microscopic agglutination test (MAT) for the early diagnosis of acute leptospirosis. Indian J Microbiol Res 2019;6(2):166-169
13. LaRocque R, Harris JB. Cholera: Clinical features, diagnosis, treatment, and prevention. Uptodate, 2023. https://www.uptodate.com/contents/cholera-clinical-features-diagnosis-treatment-and-prevention

Kontraindikasi Dark Field Micros...
Komplikasi Dark Field Microscopi...

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnostik Neuropati Perifer
    Pendekatan Diagnostik Neuropati Perifer
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
  • Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
    Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
  • Lesi Makulopapular pada Sifilis Sekunder
    Lesi Makulopapular pada Sifilis Sekunder
  • Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
    Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 16 Mei 2025, 18:49
Penurunan Titer VDRL 3 bulan setelah Pengobatan Sifil 1/8 menjadi 1 /2
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo Dokter. Maaf izin bertanya dok, ada pasien sifilis pasca injeksi penisilin dan hasil titer nya setelah 3 bulan pengobatan turun dari 1/8 menjadi 1/2 dan...
Anonymous
Dibalas 07 Mei 2025, 10:32
Penurunan Titer VDRL dari 1/8 ke 1/4 di bulan ke 3
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo Dokter. Izin bertanya dok, jika ada pasien sifilis saat di cek VDRL terjadi Penurunan Titer VDRL dari 1/8 ke 1/4 di bulan ke 3 pasca Injeksi Penisilin...
Anonymous
Dibalas 18 April 2025, 07:25
Apakah Tes VDRL dan RPR itu berbeda ? Atau sama ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf izin bertanya dok, pemeriksaan VDRL dan RPR itu apakah berbeda atau sama ? Untuk sifilis

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.