Komplikasi Intravenous Cannulation (Pemasangan Infus)
Komplikasi intravenous cannulation/pemasangan infus dapat berupa flebitis maupun tromboflebitis, nyeri, hematoma, infeksi, dan perdarahan. Komplikasi lainnya adalah kegagalan insersi kanul, kerusakan arteri maupun saraf perifer, serta nekrosis kulit dan jaringan.
Nekrosis kulit dan jaringan dapat terjadi, tetapi jarang dan biasanya disebabkan karena ekstravasasi cairan intravena yang sifatnya iritatif pada saat pemberiannya. Pemantauan harian dilakukan dilakukan untuk mencegah dan menangani efek samping seperti infeksi, flebitis, tromboflebitis, dan nekrosis kulit.[1,2,38]
Kesalahan penusukan vena
Kesalahan penusukan vena dapat muncul karena tusukan terlalu dalam, kesalahan arah/sudut, maupun vena yang kolaps. Kesalahan kanulasi pada arteri yang tidak sengaja sering terjadi pada bayi terutama pada fossa antecubital.[1,2,38]
Kesalahan tusukan juga dapat terjadi pada nervus medianus karena nervus ini terletak dibelakang vena basilika di fossa antecubiti. Cedera saraf dapat terjadi dan memberikan gejala seperti gangguan sensorik, motorik, maupun deformitas pada area persarafan.[1,2,38,44]
Bila kesalahan penusukan terjadi petugas dapat menarik insersi kanul intravena 0,5–1 cm ke arah luar dan mengubah arah jarum dan tusukan kembali. Bila masih kesulitan petugas dapat melepas torniquet agar vena terisi dengan darah lalu memasang torniquet kembali.[1,2,38]
Hematoma dan Perdarahan
Kesalahan penusukan dapat menyebabkan hematoma dan perdarahan. Hematoma dapat terjadi setelah beberapa saat infus terpasang. Bila terjadi hematom atau perdarahan, sebaiknya segera lepaskan insersi dan cari akses vena yang lain.
Istirahatkan bagian tubuh yang hematom dan mengalami perdarahan, tekan lembut area insersi yang mengeluarkan darah untuk menghentikan perdarahan, dan selanjutnya dapat diberikan kompres dingin pada area hematom.[1,2,38]
Tromboflebitis dan Flebitis
Tromboflebitis merupakan reaksi inflamasi pada vena karena trombosis. Tromboflebitis ditandai dengan adanya nyeri sepanjang jalur kanulasi, eritema, indurasi kulit, dan pembengkakan pada area insersi. Adanya tromboflebitis menjadi salah satu alasan pelepasan dan penggantian kanul infus di area lain.[1,2,38]
Flebitis merupakan inflamasi pada dinding vena yang ditandai dengan edema, nyeri maupun nyeri tekan, eritema, dan dapat disertai demam serta vena yang teraba pada palpasi. Gejala flebitis terjadi area sekitar insersi kanul.
Adanya tromboflebitis dan flebitis juga menjadi tanda kanul intravena harus dilepas dan diganti pada area insersi lain. Pencegahan flebitis dan tromboflebitis dilakukan dengan monitoring pasien yang telah terpasang kanul intravena lewat anamnesis dan inspeksi tanda serta gejala klinis.[1,2,22,24,38]