Teknik Intravenous Cannulation (Pemasangan Infus)
Teknik intravenous cannulation atau pemasangan infus adalah dengan insersi kanul intravena ke dalam pembuluh darah lewat kulit. Proses tindakan harus dilakukan secara steril. Petugas harus memahami lokasi anatomis vena superfisial dan mematuhi prosedur yang dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi, seperti infeksi.[1–4]
Persiapan pasien
Persiapan pasien yang dilakukan meliputi tahapan edukasi dan informed consent serta pemilihan vena yang akan digunakan sebagai tempat untuk insersi kanul intravena.[26–30]
Edukasi dan Informed Consent
Edukasi diawali dengan memperkenalkan diri, memvalidasi identitas, dan menginfokan prosedur tindakan. Pasien harus diinfokan mengenai indikasi, tahapan prosedur, manfaat yang akan diperoleh, kemungkinan komplikasi yang akan muncul, serta risiko yang diperoleh bila tindakan tidak dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan menandatangani persetujuan atau penolakan tindakan dalam formulir informed consent.[26–30]
Pemilihan Vena
Pemilihan vena yang lebih banyak dipilih untuk pemasangan infus adalah vena superfisial di ekstremitas atas sisi non dominan. Hal ini karena lebih nyaman, tidak terlalu mobile seperti di ekstremitas bawah, dan risiko tromboflebitis lebih rendah dari pada ekstremitas bawah.[1,28,29]
Pemilihan vena didasarkan pada:
- Jenis dan durasi terapi intravena
- Kondisi fisiologis pasien, seperti usia, obesitas dan penyakit komorbid lainnya
- Kondisi vaskularisasi area insersi kanul, seperti kesehatan kulit area yang dipilih untuk insersi, serta riwayat keberhasilan riwayat tusukan sebelumnya[30,31]
Area yang sebaiknya dihindari pada insersi kanul intravena adalah:
- Vena pada sendi yang mobile (dapat fleksi dan ekstensi), karena kanul dapat tertekuk dan membuat aliran infus tersumbat
- Vena pada area yang nyeri saat dipalpasi
- Vena pada area kulit yang terinfeksi, cedera, atau posttindakan
- Vena di area dengan kondisi vaskuler terganggu, seperti hematoma, pembesaran vena, dan vena yang pernah terkanulasi sebelumnya
- Vena di ekstremitas yang secara anatomis dekat atau distal dari area tindakan atau masalah medis tertentu, seperti pada sisi operasi mammae dengan diseksi nodus aksila, limfedema atau fistula/graft arteriovena[30–32]
Peralatan
Peralatan pemasangan infus harus dipersiapkan sebelum tindakan. Peralatan dibagi menjadi peralatan utama dan peralatan pendukung pemasangan infus.[2,5,32]
Peralatan Utama Pemasangan Infus
Peralatan utama yang digunakan untuk pemasangan infus diantaranya:
- Kanul intravena sesuai dengan kebutuhan pasien (24G, 22G, 20G, 18G, 16G, 14G)
Infus set (micro drip, macro drip, transfusion set) dan tiang infus
- Cairan/obat yang hendak diberikan
- Kasa steril, plester (tanyakan terlebih dahulu apakah ada alergi plester, bila ada dapat diganti tape paper), gunting, bengkok dan perlak/underpad
- Desinfektan (alkohol swab, larutan povidone iodine 10%)
- Sarung tangan
- Torniquet
- Larutan natrium klorida 0,9% sebanyak 5 ml dalam spuit 10cc
- Krim eutectic mixture of local anesthetics (EMLA) atau anestesi topikal lainnya, seperti lidokain[2,21,32]
Peralatan Pendukung Pemasangan Infus
Peralatan pendukung pemasangan infus diantaranya:
- Troli untuk menempatkan peralatan yang diperlukan
Bidai (terutama untuk pasien bayi, balita, anak bila diperlukan)
Vein viewer bila diperlukan
Vacutainer bila diperlukan untuk pengambilan sampel darah
Safety box dan tempat sampah medis
- Bantal untuk menempatkan ekstremitas yang akan dilakukan pemasangan infus[2,32]
Cara memilih ukuran kanul intravena
Cara memilih ukuran kanul intravena disesuaikan dengan kebutuhan, indikasi, dan usia pasien. Semakin besar angka (≥20G), maka diameter kanul semakin kecil. Idealnya untuk pemasangan vena perifer, jarum yang dipilih adalah ukuran 20–24G, sedangkan pada bayi 22–24G. Hal ini karena diameter yang lebih besar lebih berisiko flebitis.[2,21]
Akan tetapi, untuk transfusi darah/produk darah dan obat–obatan dengan osmolaritas tinggi, serta kondisi yang memerlukan resusitasi cairan dengan laju cepat, maka kanul yang dipilih dapat 18G pada orang dewasa. Ukuran yang lebih besar (≤18G) biasanya lebih jarang mengalami infus macet dan pemberian cairan dapat lebih cepat.[21,33]
Posisi Pasien
Posisi pasien untuk pemasangan infus dapat duduk bersandar, posisi setengah tidur (semi fowler) atau berbaring. Posisi berbaring lebih dipilih untuk pemasangan infus pada ekstremitas bawah, pasien bayi/balita, pasien dengan kondisi medis tertentu yang tidak dapat duduk, seperti penurunan kesadaran dan vasovagal sinkop.[2,32,34]
Posisi ekstremitas dapat dibuat menggantung bila vena sulit dicari. Setelah mendapatkan posisi yang nyaman, tempatkan bantal pada area di bawah ekstremitas yang akan dilakukan pemasangan infus dan dekatkan troli berisi alat infus dengan pasien.[2,32,34]
Prosedural
Prosedural pemasangan infus terdiri dari holding, insersi kanul intravena dan pelepasan infus.[31–35]
Holding
Holding pada pemasangan infus dilakukan untuk imobilisasi dan meregangkan vena, untuk membantu insersi kanul. Tahapan holding dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Petugas melakukan cuci tangan dan memakai sarung tangan
- Letakkan perlak di bawah area yang akan dilakukan pemasangan infus
- Bila diperlukan, asisten petugas dapat meregangkan area sendi dengan smooth and gentle sambil meminta pasien mengepalkan tangan, kemudian identifikasi vena
- Pada bayi, petugas dapat mengepalkan tangan bayi, kemudian meregangkan sendi tersebut, lalu identifikasi vena
- Bila terjadi kesulitan untuk mencari vena, dapat melakukan tapping, menggantungkan ekstremitas yang akan dilakukan pemasangan infus, atau menggunakan vein viewer[1,32–35]
Insersi Kanul intravena
Insersi kanul intravena merupakan bagian terpenting dari pemasangan infus. Tahapan mempersiapkan infus set:
- Siapkan cairan atau obat intravena yang sudah dihubungkan dengan infus set, kemudian tempatkan pada tiang infus.
- Alirkan cairan pada infus set dan pastikan tidak ada udara pada selang infus
- Petugas mempertahankan prinsip sterilitas, terutama pada ujung infus set
- Bila diperlukan, petugas palpasi kembali vena yang dituju[2,27–30]
Tahapan insersi kanul:
- Berikan anestesi topikal, seperti krim EMLA 30 menit sebelum tindakan atau lidokain secara subkutan
- Pasang tourniquet pada proximal area yang akan dipasang infus, kemudian lakukan tindakan aseptik pada area yang akan dilakukan insersi. Petugas tidak boleh mempalpasi kembali vena setelah desinfeksi
- Ambil kanul intravena sesuai ukuran, lakukan traksi pada distal area yang akan dipasang, lalu insersikan pada kulit dengan sudut 30° dan bevel jarum menghadap ke atas terhadap permukaan kulit. Darah akan mengalir bila kanul diinsersi tepat ke dalam vena
- Tarik jarum (stylet) perlahan, sambil mendorong perlahan kanul intravena masuk dalam vena
- Petugas menekan area vena yang telah diinsersi dan menarik stylet seluruhnya keluar sambil tangan yang lain melepas torniquet
- Bila diperlukan sampel darah, buka vacutainer yang telah dilabeli, lalu menempatkan pada ujung kanul intravena dan lepaskan penekanan agar darah dapat mengalir ke vacutainer
- Jangan lupa untuk melepaskan tourniquet, kemudian flushing 5 ml natrium klorida 0,9% pada kanul intravena dan pasangkan ujung selang infus ke kanul intravena
- Fiksasi kanul intravena dan selang infus dengan plester. Pada anak, dapat dilakukan imobilisasi sendi dengan bidai. Kemudian atur tetesan infus[1,2,32–35]
Post Insersi Kanul Intravena
Setelah kanul intravena masuk dalam vena dan terhubung dengan cairan infus, tempatkan sampah tajam pada safety box dan sampah terkontaminasi termasuk sarung tangan yang sudah digunakan pada tempat sampah medis. Cuci tangan kembali dan dokumentasikan tanggal pemasangan infus.[1,32–35]
Penggantian dan Pelepasan Kanul Intravena
US Centers for Disease Control (CDC) menyarankan penggantian kateter/kanul infus tidak lebih sering dari 72–96 jam. Akan tetapi, berdasarkan studi meta analisis Cochrane tahun 2019, yang melibatkan 8 studi dengan total partisipan 7.412 pasien, tidak didapatkan perbedaan kejadian infeksi, tromboflebitis, mortalitas, dan nyeri pada pasien yang diganti kanul infusnya secara rutin.
Berdasarkan studi Cochrane, disarankan penggantian kanul infus dilakukan sesuai indikasi. Indikasi penggantian kanul infus antara lain, adanya tanda tromboflebitis, infeksi, dan infiltrasi.[43]
Tahapan–tahapan melepas kanul intravena meliputi:
- Hentikan aliran infus, cuci tangan, dan kenakan sarung tangan
- Ambil kasa steril dan lepaskan plester perlahan
- Tempatkan kasa tersebut di atas area insersi dan tekan perlahan sambil menarik kanul intravena menggunakan tangan yang lain secara perlahan
- Tekan bekas insersi kanul intravena dengan kasa tersebut minimal 5 menit dan pastikan darah sudah tidak mengalir, lalu fiksasi kasa dengan plester
- Minta pasien untuk menekan area yang difiksasi selama minimal 10 menit
- Buang infus set dan cairan yang digunakan ke dalam tempat sampah medis, setelah itu petugas membuka sarung tangan lalu melakukan cuci tangan kembali
- Petugas mendokumentasikan kegiatan pada rekam medis, tanggal, waktu, dan alasan pelepasan infus[2,32–35]
Follow Up
Follow up dilakukan minimal setiap pergantian shift atau per 12 jam. Follow up terutama terkait dengan timbulnya nyeri, adanya tanda infeksi, pembengkakan pada area yang dipasang infus, serta komplikasi pemberian cairan intravena termasuk pada anak, seperti alergi. Bila komplikasi akibat insersi kanul intravena muncul, segera lepas kanul dan pindahkan ke area yang lain.[32–38]