Indikasi Angiografi Paru
Indikasi angiografi paru adalah untuk evaluasi pembuluh darah paru, seperti dalam evaluasi diagnostik dan terapeutik dari emboli paru, hipertensi pulmonal, dan malformasi arteriovenosa paru. Secara umum, Computed Tomography Pulmonary Angiography (CTPA) digunakan lebih untuk diagnostik. Sementara itu, Invasive Pulmonary Angiography (IPA) memiliki indikasi diagnostik dan terapeutik. Pulmonary MR angiography (MRA) dapat dipilih jika CTPA dan IPA tidak memungkinkan.[1-5]
Perbedaan Kegunaan CTPA, IPA, dan MRA Paru
CTPA menjadi modalitas pilihan pertama ketika ada kecurigaan klinis terhadap emboli paru akut, terutama pada pasien dengan gejala dispnea mendadak, nyeri dada pleuritik, atau hemoptisis. IPA digunakan untuk diagnosis emboli paru ketika hasil CTPA tidak meyakinkan. Selain itu, IPA sangat berguna dalam kasus yang memerlukan intervensi segera, seperti thrombolysis catheter-directed atau embolektomi.
MRA paru digunakan dalam situasi di mana CTPA atau IPA tidak memungkinkan atau kontraindikasi. MRA paru berguna untuk pasien dengan gagal ginjal atau alergi terhadap agen kontras, karena menggunakan gadolinium sebagai agen kontras yang umumnya lebih aman. MRA juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hipertensi pulmonal dan kelainan vaskular lain, meskipun saat ini tidak seumum CTPA dalam praktik sehari-hari karena keterbatasan akses.[2,5-8]
Indikasi CTPA
CTPA adalah modalitas pencitraan utama yang digunakan untuk mendiagnosis emboli paru akut, berkat sensitivitas dan spesifisitasnya yang tinggi dalam mendeteksi tromboemboli di arteri pulmonalis. Selain menjadi alat diagnostik pilihan pertama dalam kasus dugaan emboli paru, CTPA juga bermanfaat untuk mengevaluasi kondisi pulmonal lain seperti hipertensi pulmonal, aneurisma arteri pulmonalis, dan penyebab non-kardiak dari nyeri dada akut.
Teknik ini memungkinkan visualisasi tiga dimensi arteri pulmonalis dan struktur intratorakal lainnya, memberikan informasi yang komprehensif dan cepat untuk penatalaksanaan klinis. CTPA juga dapat membantu mengidentifikasi kelainan struktural tambahan di paru-paru dan mediastinum yang mungkin mempengaruhi rencana terapi dan manajemen pasien.[1,2,5-7]
Indikasi IPA
IPA adalah teknik pencitraan invasif yang digunakan sebagai standar emas untuk diagnosis emboli paru ketika hasil CTPA tidak meyakinkan atau ada kontraindikasi terhadap penggunaan kontras, seperti alergi atau insufisiensi ginjal berat. Berbeda dengan CTPA, yang merupakan prosedur non-invasif dan menggunakan sinar-X spiral dengan agen kontras untuk menghasilkan gambar tiga dimensi arteri pulmonalis, IPA memerlukan penyuntikan langsung agen kontras melalui kateter ke dalam arteri pulmonalis.
IPA tidak hanya memberikan gambar resolusi tinggi dari arteri pulmonalis, tetapi juga memungkinkan untuk intervensi terapeutik seperti trombolisis atau thrombolysis catheter-directed jika ditemukan trombus. Meskipun lebih invasif, IPA digunakan dalam situasi di mana diperlukan visualisasi yang lebih rinci atau ketika intervensi segera diperlukan untuk manajemen pasien.
IPA juga bisa digunakan dalam penanganan malformasi arteriovenosa (AVM) atau fistula pulmonal, terutama untuk coiling endovascular; penanganan pseudoaneurisma iatrogenik atau pasca-infeksi dengan hemoptisis signifikan; serta pengambilan benda asing, seperti fragmen kateter atau filter vena cava inferior (IVC).[2,4,5,8]
Indikasi MRA Paru
MRA paru bermanfaat dalam diagnosis dan penilaian kondisi seperti hipertensi pulmonal, malformasi arteriovenosa, dan penyakit vaskular pulmonal lainnya. Meskipun MRA memiliki resolusi spasial yang lebih rendah dibandingkan CTPA dan memerlukan waktu pencitraan yang lebih lama, teknik ini dapat menghasilkan gambar berkualitas tinggi menggunakan agen kontras berbasis gadolinium, atau bahkan tanpa kontras, yang berguna untuk pasien dengan risiko nefropati kontras.
MRA paru juga dapat digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan volume arteri pulmonalis, memberikan informasi tambahan dalam manajemen klinis pasien dengan penyakit vaskular pulmonal kompleks.[1-5]