Pedoman Klinis USG Sinus
Pedoman klinis terkait ultrasonografi/USG sinus untuk tujuan terapeutik rhinosinusitis dengan gelombang supersonik perlu memperhatikan kontraindikasi seperti pengguna pacemaker, ibu hamil, dan gangguan anatomi sekitar sinus. USG sinus dapat digunakan sebagai alat diagnostik dan dapat digunakan sebagai terapi untuk rhinosinusitis kronis. Beberapa pedoman klinis dari prosedur USG sinus adalah:
- USG sinus dapat digunakan sebagai alat diagnosis rhinosinusitis karena mudah diakses, tidak memberikan paparan radiasi, dan tergolong aman dibandingkan dengan rontgen sinus, CT scan atau MRI wajah, sehingga dapat menjadi pilihan untuk pasien anak, ibu hamil, wanita usia subur, dan pasien yang kurang kooperatif[1,2,4,11]
- Pemeriksaan USG sinus tidak menjadi pemeriksaan rutin sebagai alat diagnostik. Pasien yang memiliki keluhan spesifik seperti obstruksi nasal, nyeri tekan pada wajah, dan sekret nasal purulen dapat didiagnosis sebagai rhinosinusitis tanpa pemeriksaan penunjang[1]
- USG sinus dapat menjadi terapi pada rhinosinusitis kronis dan bekerja sinergis dengan pemberian antibiotik[2,5]
- Terapi ultrasound dengan frekuensi rendah dapat dilakukan 2 kali seminggu sebanyak 6 sesi untuk menunjukkan hasil yang baik[5,7]
- Terapi ultrasound dengan frekuensi tinggi menyebabkan komplikasi kerusakan sel dan jaringan. Kerusakan jaringan yang terjadi dapat berupa luka bakar hingga nekrosis jaringan[2,6]
- Lakukan edukasi kepada pasien terkait tindakan USG sinus, tujuan, persiapan yang diperlukan pasien, prosedur tindakan, follow up yang diperlukan, dan komplikasi yang dapat terjadi[1-4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli