Komplikasi Blepharoplasty Rejuvenasi Kelopak Mata Atas
Beberapa komplikasi jangka pendek dari blepharoplasty rejuvenasi kelopak mata atas atau “eyelid lift” adalah perdarahan, gangguan penglihatan, sindrom kompartemen, dan infeksi. Sementara itu, komplikasi jangka panjang dapat berupa granuloma jahitan, deformitas sulkus superior, dan penurunan kemampuan sensori kelopak mata.
Komplikasi Jangka Pendek
Perdarahan, gangguan penglihatan, sindroma kompartemen, dan infeksi dievaluasi segera setelah operasi, sebelum pasien dipulangkan. Perdarahan adalah komplikasi potensial dari semua tindakan bedah. Hematoma dapat terjadi preseptal atau dalam kasus yang lebih darurat, retrobulbar, yang dapat berujung pada kebutaan. Hematoma dan bengkak dapat bertahan hingga 2 minggu.[1,2,4]
Lagoftalmus dini sementara dapat disebabkan oleh edema pascaoperasi dan paresis otot orbicularis akibat anestesi atau trauma bedah. Mata kering juga dapat terjadi tanpa lagoftalmus karena fungsi berkedip dan penutupan kelopak mata dipengaruhi dalam beberapa minggu pertama setelah operasi.[1,2]
Keratitis ekspos, ektropion, atau tertariknya posisi alis dapat timbul akibat pembuangan jaringan yang terlalu banyak. Tearing (produksi air mata berlebih) bisa terjadi akibat kekeringan relatif kornea selama beberapa hari. Cedera kelenjar lakrimal dapat terjadi dan akan menyebabkan penurunan produksi air mata.[1,2,5]
Canthal webbing dapat terjadi pada canthus medial maupun lateral. Selain itu, risiko komplikasi lain adalah ptosis akibat cedera iatrogenik. Pasien juga mungkin mengalami abrasi kornea. Corneal shield dan salep lubrikasi sebaiknya digunakan saat operasi. Dehisensi luka juga dapat menjadi salah satu komplikasi blepharoplasty.[1,4]
Komplikasi Jangka Panjang
Granuloma jahitan merupakan salah satu komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi akibat blepharoplasty. Penggunaan benang absorbable diasosiasikan dengan risiko yang lebih tinggi. Waspadai juga adanya infeksi pada granuloma.[1]
Deformitas sulkus superior juga mungkin terjadi. Komplikasi ini tampak sebagai sulkus yang dalam (terskeletonisasi) dan kosong. Deformitas dapat terjadi akibat reseksi lemak terlalu banyak atau akibat dehisensi levator aponeurosis.[1,8]
Kemungkinan komplikasi lain adalah lipatan kelopak mata atas multiple. Komplikasi ini dapat terjadi akibat kesalahan desain praoperasi atau akibat diseksi/reseksi berlebihan. Penurunan sensori kelopak mata juga bisa berlangsung selama 6–8 minggu atau lebih. Hiperpigmentasi di area parut dapat terjadi terutama pada pasien berkulit gelap.[1,2,6]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur