Kontraindikasi dan Peringatan Piroxicam
Kontraindikasi penggunaan piroxicam antara lain riwayat hipersensitivitas terhadap piroxicam, tukak atau perdarahan lambung, bronkospasme, polip hidung dan angioedema atau urtikaria apabila diberikan asetosal atau obat antiinflamasi non steroid (OAINS) lain. Peringatan black box warning dari FDA diberikan terkait risiko kardiovaskular seperti gagal jantung dan stroke, gastrointestinal, serta beberapa kondisi lainnya.[4,17]
Kontraindikasi
Kontraindikasi piroxicam antara lain pada kondisi-kondisi berikut:
Penyakit Inflamasi Gastrointestinal
Ulkus peptikum aktif, ulserasi gastrointestinal, perdarahan atau perforasi gastrointestinal, atau riwayat kondisi-kondisi tersebut.
Riwayat Reaksi Alergi Berat dan Riwayat Hipersensitivitas terhadap Piroxicam
Piroxicam tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap obat atau pasien yang mengalami bronkospasme, polip hidung, angioedema atau urtikaria pada pemberian asetosal atau OAINS lain karena adanya kemungkinan sensitivitas silang. Selain itu, Pemberian pada pasien dengan riwayat reaksi alergi berat sebelumnya seperti eritema multiformis, sindrom Steven Johnson, nekrolisis epidermal toksik, atau pasien yang menunjukkan reaksi kulit sebelumnya tanpa menilai tingkat keparahan juga dilarang untuk mengonsumsi piroxicam.
Manajemen Nyeri Perioperatif Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
Piroxicam juga dikontraindikasikan dalam manajemen nyeri perioperatif coronary artery bypass graft (CABG). Pasien dengan gangguan fungsi ginjal, gangguan jantung berat, dan gagal hati berat juga merupakan kontraindikasi piroxicam. Penggunaan piroxicam bersamaan dengan OAINS lain, termasuk OAINS selektif COX-2 dan aspirin pada dosis analgesik juga tidak dianjurkan.[6,17]
Peringatan
Peringatan penggunaan piroxicam terutama terkait risiko komplikasi gastrointestinal dan risiko kardiovaskular seperti serangan jantung atau stroke. Obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi melebihi waktu yang dianjurkan dan tidak boleh dikonsumsi sebelum atau sesudah prosedur coronary artery bypass graft (CABG).
Peresepan pertama piroxicam hanya dibatasi selama dua minggu dan selanjutnya dilakukan evaluasi. Penggunaan piroxicam juga harus sesuai penilaian risiko dan manfaat terhadap pasien dalam dosis efektif terendah dengan durasi penggunaan sesingkat mungkin.
Peresepan piroxicam harus tidak lebih dari 20 mg per hari dan pertimbangkan memberikan bersamaan dengan agen gastroprotektif seperti misoprostol dan proton pump inhibitor.
Hindari penggunaan piroxicam atau berikan perhatian secara khusus pada pasien dengan risiko penyakit kardiovaskular dan gastrointestinal sesuai peringatan black box warning dari FDA. Hindari juga penggunaan piroxicam bersamaan dengan agen hemostasis, seperti warfarin, aspirin, SSRI/SNRI, agen antihipertensi, seperti ACE Inhibitor, ARB, beta-blocker, agen diuretik dan digoksin karena dapat menyebabkan interaksi obat.
Penggunaan piroxicam juga tidak direkomendasikan pada wanita hamil dan menyusui.[2-6]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Penggunaan piroxicam pada populasi khusus seperti anak-anak, geriatri, dan gangguan ginjal juga perlu mendapat perhatian.[2,6]
Penggunaan pada Anak-anak
Penggunaan piroxicam pada anak di bawah 12 tahun tidak dianjurkan terkait keamanan dan efektivitas yang belum jelas.
Geriatri
Pasien geriatri mempunyai peningkatan risiko kardiovaskular, gastrointestinal, dan efek pada ginjal. Piroxicam dapat digunakan jika manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding risiko. Piroxicam dapat diberikan dengan dosis rendah dan perlu dilakukan pengawasan terhadap efek samping yang mungkin timbul.
Gangguan Ginjal
Piroxicam dapat diberikan dengan pengawasan ketat dan pemeriksaan fungsi ginjal berkala pada pasien dengan gangguan ginjal seperti penyakit ginjal kronis.
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri