Missed Abortion (Abortus Retentus) atau Abortus yang Terlewatkan - Diskusi Dokter

general_alomedika

https://youtu.be/x6d0w8M7_DwPengertian: Missed abortion atau abortus retentus adalah kondisi di mana janin telah mati di dalam rahim tetapi belum dikeluarkan...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Missed Abortion (Abortus Retentus) atau Abortus yang Terlewatkan

    Dibuat 29 Oktober 2024, 10:55

    https://youtu.be/x6d0w8M7_Dw

    Pengertian: Missed abortion atau abortus retentus adalah kondisi di mana janin telah mati di dalam rahim tetapi belum dikeluarkan dari tubuh. Dalam kasus ini, tubuh tidak mengeluarkan sinyal keguguran seperti perdarahan atau nyeri, sehingga seringkali diagnosis baru diketahui melalui pemeriksaan.

    Kriteria Diagnosis dari USG: Diagnosis missed abortion biasanya dilakukan melalui ultrasonografi (USG). Kriteria diagnosis meliputi:

    1. Ketiadaan Detak Jantung: Tidak adanya detak jantung janin yang seharusnya terdeteksi pada usia kehamilan tertentu.
    2. Ukuran Janin: Ukuran janin yang lebih kecil dari yang diharapkan untuk usia kehamilan, biasanya jika janin tidak berkembang sesuai dengan usia kehamilan yang ditentukan.
    3. Kantong Kehamilan: Dapat terlihat kantong kehamilan tanpa adanya embrio atau adanya embrio tanpa detak jantung.

    Faktor Risiko: Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan missed abortion meliputi:

    1. Usia Ibu: Wanita di atas usia 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.
    2. Kondisi Kesehatan: Adanya kondisi medis seperti diabetes, kelainan tiroid, atau kelainan hormonal.
    3. Riwayat Keguguran: Wanita yang memiliki riwayat keguguran sebelumnya berisiko lebih tinggi untuk mengalami missed abortion.
    4. Faktor Genetik: Abnormalitas kromosom pada janin dapat menyebabkan keguguran yang tidak terdeteksi.

    Risiko Terulang: Risiko terulangnya missed abortion bervariasi. Jika seorang wanita telah mengalami satu missed abortion, risiko terulang pada kehamilan berikutnya berkisar antara 10-20%. Namun, risiko ini dapat meningkat jika ada riwayat keguguran berulang.

    Tata Kelola:

    1. Tunggu Secara Spontan: Dalam banyak kasus, tubuh dapat mengeluarkan jaringan kehamilan secara spontan dalam beberapa minggu setelah diagnosis. Jika tidak ada komplikasi, ini bisa menjadi pilihan yang baik.
    2. Kuretase: Jika tidak ada tanda-tanda keluarnya jaringan atau jika terdapat gejala seperti perdarahan berat atau infeksi, kuretase mungkin diperlukan untuk mengeluarkan sisa jaringan dari rahim. Tindakan ini lebih cepat dan dapat mencegah komplikasi.
    3. Pengawasan B-HCG: Pemeriksaan kadar B-HCG darah dapat dilakukan untuk memantau penurunan kadar hormon kehamilan. Jika kadar B-HCG tidak menurun sesuai harapan setelah beberapa minggu, evaluasi lebih lanjut diperlukan.

    Keputusan tentang apakah harus menunggu secara spontan atau melakukan kuretase tergantung pada kondisi klinis individu, gejala yang dialami, dan preferensi pasien. Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien sangat penting untuk menentukan pilihan terbaik dalam pengelolaan missed abortion.