Alo Dokter!Kejang demam anak sering kita temukan baik di klinik maupun unit gawat darurat. Pada keadaan tertentu, kejang demam dapat muncul berulang apabila...
Profilaksis Kejang Demam Pada Anak - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Profilaksis Kejang Demam Pada Anak
Alo Dokter!
Kejang demam anak sering kita temukan baik di klinik maupun unit gawat darurat. Pada keadaan tertentu, kejang demam dapat muncul berulang apabila tidak diberikan profilaksis. Saat ini, pemberian antipiretik ditemukan tidak efektif pada profilaksis kejang demam. Dalam keadaan apa diperlukan profilaksis kejang demam? Apa regimen pilihan untuk profilaksis kejang demam? Mari kita simak artikel berikut ini!
https://www.alomedika.com/kejang-demam-pada-anak-bagaimana-cara-mencegahnya
Sebuah penelitian Randomized Controlled Trial (RCT) di Iran menemukan bahwa pemberian diazepam intermiten tidak berbeda bermakna dengan pemberian fenobarbital sebagai terapi rumatan (kontinu) pada anak yang memiliki indikasi terapi rumatan dalam mencegah terjadinya bangkitan kejang (p = 0.296)[15].
Belum ada penelitian lain ditemukan yang membandingkan terapi intermiten dibandingkan rumatan. Bila terapi intermiten terbukti tidak berbeda bermakna dengan terapi rumatan, maka kemungkinan besar terapi intermiten lebih direkomendasikan karena dapat mengurangi risiko efek samping dari kedua pengobatan tersebut bila dibandingkan.
Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan intermiten adalah obat antikonvulsan yang diberikan hanya pada saat demam.
Pemberian profilaksis intermiten diberikan pada kejang demam dengan salah satu faktor risiko di bawah ini:
1.Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral 2.Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
3.Usia <6 bulan
4.Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
5.Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh meningkat dengan cepat.
Kemudian obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama demam. Perlu diinformasikan pada orangtua bahwa dosis tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia, iritabilitas, serta sedasi.
Sumber: Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI