Efek Samping dan Interaksi Obat Petidin
Petidin memiliki banyak efek samping berbahaya, termasuk sedasi, depresi napas, kejang, delirium, konfusi, euforia, dan agitasi. Efek samping lain yang umum dilaporkan adalah konstipasi, perut kembung, mual, dan muntah. Interaksi obat monoamine oxidase inhibitor (MAOI) dan benzodiazepine dapat meningkatkan risiko depresi napas dan hipotensi berat.[1,3]
Efek Samping
Petidin dapat menyebabkan efek samping serius dan mengancam nyawa berupa depresi napas. Efek samping ini dapat timbul dalam 24-72 jam setelah pemberian atau peningkatan dosis. Berikut ini adalah efek samping petidin selengkapnya.
Efek Samping Serius
Potensi efek samping serius dari petidin adalah syok, kejang, sinkop, halusinasi, ketergantungan opioid, gejala putus obat, defisiensi androgen yang diinduksi opioid (penggunaan kronis), bradikardia, henti jantung, hipotensi berat, apnea, dan depresi napas.[1,8,9]
Sindrom Putus Obat Neonatus:
Penggunaan jangka panjang selama kehamilan dapat menyebabkan neonatal abstinence syndrome. Hal ini berisiko tinggi pada bayi jika tidak dikenali dan diobati, termasuk dapat menyebabkan kematian. Pada wanita hamil yang mengonsumsi opioid jangka panjang, lakukan edukasi terkait risiko pada neonatus.[10]
Efek Samping Umum
Beberapa efek samping yang umum ditemui pada penggunaan petidin adalah:
- Kardiovaskular: takikardia, palpitasi, hipotensi ortostatik, bradikardia
- Urologi: retensi urine
- Saraf: tremor, gerakan involunter, nyeri kepala, konfusi
- Gastrointestinal: xerostomia, konstipasi, mual, muntah
- Psikiatri: disforia, delirium, agitasi
- Kulit: ruam, pruritus, urtikaria, diaforesis, flushing
- Mata: gangguan penglihatan [1,8]
Interaksi Obat
Petidin berinteraksi dengan banyak jenis obat. Interaksi obat yang signifikan secara klinis antara lain dengan Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs); inhibitor CYP3A4 dan CYP2B6; penginduksi CYP3A4 dan CYP2B6; benzodiazepin dan depresan sistem saraf pusat lainnya; obat serotonergik; pelemas otot; dan analgesik agonis atau antagonis opioid.[7]
Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
Petidin dikontraindikasikan pada pasien yang menerima MAOI, seperti selegiline dan phenelzine. Dosis terapeutik petidin dapat memicu reaksi fatal pada pasien yang menerima agen tersebut dalam waktu 14 hari. Efek dapat berupa hipotensi berat, koma, sianosis, dan depresi napas.[1,7]
Benzodiazepin dan Depresan Sistem Saraf Pusat Lainnya
Penggunaan petidin dengan benzodiazepin dan depresan saraf pusat, seperti alprazolam dan diazepam, dapat menyebabkan efek farmakologis aditif. Hal ini meningkatkan risiko hipotensi, depresi pernapasan, sedasi mendalam, koma, dan kematian.
Penggunaan bersama dari golongan obat ini hanya diperbolehkan jika tidak ada alternatif lain. Jika harus diberikan, batasi dosis dan durasi hingga seminimal mungkin, serta lakukan pengawasan ketat selama penggunaan.[1,7]
Inhibitor CYP3A4 dan CYP2B6
Penggunaan bersamaan petidin dengan inhibitor CYP3A4 atau CYP2B6, seperti clarithromycin dan erythromycin, dapat meningkatkan konsentrasi plasma petidin. Hal ini berpotensi mengakibatkan efek opioid yang meningkat atau berkepanjangan.[7]
Penginduksi CYP3A4 dan CYP2B6
Penggunaan petidin dengan penginduksi CYP3A4 dan CYP2B6, seperti rifampicin dan clotrimazole, dapat menurunkan konsentrasi plasma petidin. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan efikasi atau gejala putus obat.[7]
Obat Serotonergik
Penggunaan petidin dengan obat serotonergik, seperti citalopram dan fluoxetine, dapat menyebabkan sindrom serotonin.[7]
Analgesik Agonis atau Antagonis Opioid
Penggunaan petidin dengan analgesik agonis dan antagonis opioid, seperti methadone dan naloxone, dapat mempresipitasi timbulnya gejala putus obat.[7]
Pelemas Otot
Penggunaan petidin bersama obat pelemas otot, seperti metaxalone, dapat meningkatkan efek pelemasan otot dan risiko depresi napas.[7]
Diuretik
Opioid dapat menurunkan efikasi obat diuretik, seperti furosemide.[1,7]
Obat Antikolinergik
Obat antikolinergik, seperti atropin, dapat meningkatkan risiko efek samping retensi urine dan konstipasi pada pasien yang mendapat petidin.[1,7]
Acyclovir
Penggunaan petidin dengan acyclovir dapat meningkatkan kadar plasma petidin dan metabolitnya.[1,7]
Cimetidine
Penggunaan petidin dengan cimetidine dapat menurunkan klirens petidin dan meningkatkan produksi metabolit normeperidine.[1,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan