Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Sufentanil general_alomedika 2020-11-04T14:36:01+07:00 2020-11-04T14:36:01+07:00
Sufentanil
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Sufentanil

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Farmakologi sufentanil adalah jenis obat narkotika yang termasuk dalam opioid sintetis durasi singkat. Sufentanil berikatan dengan reseptor opioid, khususnya pada sistem saraf pusat yang mempengaruhi persepsi dan respons terhadap rasa nyeri. [1,4]

Farmakodinamik

Sufentanil merupakan salah satu obatgolongan opioid yang paling poten. Mekanisme kerja obat yang paling utama adalah berikatan dengan reseptor myu-opioid yang berada pada sistem saraf pusat, seperti medulla spinalis, nukleus trigeminal, dan area periakueduktal.

Afinitas sufentanil pada reseptor opioid tersebut 300-400 kali lebih besar dibandingkan morfin dan 5-10 kali lebih poten dibandingkan fentanil. Ikatan pada reseptor opioid akan mengaktifkan protein subunit G dan mengakibatkan terbukanya kanal potasium, serta menginhibisi konduksi dari kanal kalsium. Perubahan permeabilitas membran yang terjadi akan mempengaruhi persepsi dan respon emosional terhadap nyeri melalui peningkatan ambang batas nyeri, inhibisi aktivitas saraf, dan hambatan terhadap jalur nyeri yang bersifat ascending. Selain berikatan dengan reseptor opioid, sufentanil juga mempengaruhi sistem GABA pada tubuh sehingga memberikan efek sedasi. [1,9,10]

Indeks terapeutik sufentanil memiliki angka lebih tinggi dibandingkan dengan golongan opioid lain, seperti morfin, hidromorfin, dan fentanil. Hal ini menunjukkan bahwa dosis efikasi dan dosis toksisitas sufentanil memiliki rentang yang lebar sehingga lebih aman dibandingkan dengan opioid lainnya. Sufentanil juga lebih jarang menimbulkan efek depresi napas dibandingkan dengan fentanil dan morfin.

Sufentanil tidak mengalami konversi menjadi metabolit aktif dalam tubuh sehingga meminimalisisr akumulasi metabolit yang berpotensi menyebabkan efek samping, seperti yang terjadi pada morfin atau hidromorfon. [4,11,12]

Farmakokinetik

Sufentanil memiliki farmakokinetik yang baik dan cepat jika diberikan secara injeksi.

Absorpsi

Sufentanil bersifat sangat lipofilik dan dapat diabsorpsi melalui mukosa dalam waktu yang singkat. Sebagian besar obat akan terikat oleh protein plasma, terutama albumin, globulin, serta glikoprotein asam alfa 1. Sufentanil memerlukan waktu selama 6,2 menit untuk mencapai kadar ekuilibrium pada plasma dan sistem saraf pusat. Waktu yang dibutuhkan jauh lebih singkat dibandingkan dengan morfin yang membutuhkan 168 menit, dan hidromorfon yang membutuhkan 46 menit. [1,11]

Distribusi

Waktu distribusi sufentanil berbeda tergantung jenis sediaan yang digunakan. Sufentanil yang diberikan secara injeksi memiliki waktu distribusi yang singkat dibandingkan dengan yang diberikan secara sublingual. Pemberian secara intravena hanya memerlukan waktu distribusi selama 6 menit, sedangkan pemberian sublingual membutuhkan waktu 2,5 jam.

Penelitian pada hewan menunjukkan adanya distribusi pada berbagai organ tubuh dengan durasi distribusi paling singkat terjadi pada otak, paru-paru, liver, ginjal, jantung, otot, dan paling lambat terjadi pada pankreas dan jaringan adiposa. [1,11]

Metabolisme

Metabolisme sufentanil paling banyak terjadi di liver dengan bantuan enzim CYP450 sebagai katalisator. Selain di liver, sufentanil juga dimetabolisme di usus halus, tepatnya di bagian enterosit dengan enzim yang serupa. Minimnya metabolisme obat di saluran pencernaan menyebabkan bioavailabilitas obat yang rendah pasca pemberian oral.

Laju metabolisme obat ditentukan oleh aliran hepatik dan konsumsi obat yang juga mempengaruhi enzim CYP450. Metabolisme dengan enzim CYP450, khususnya subtipe CYP3A4, meyebabkan dealkilasi sufentanil yang menghasilkan substrat N-fenil-propanamid yang bersifat inaktif. [1,4]

Eliminasi

Sufentanil paling banyak diekskresikan melalui urin dan feses melalui eliminasi bilier. Sebanyak 80% obat yang diberikan akan diekskresikan dalam waktu 24 jam. Waktu eliminasi terjadi lebih singkat pada bayi dan anak-anak. Sebagian besar eliminasi terjadi dalam bentuk metabolit inaktif, yaitu N-fenil-propanamid. Hanya sekitar 1-2% obat yang dieliminasi dalam bentuk yang tidak berubah. [1,4,5]

Referensi

1. Babazade R, Turan A. Pharmacokinetic and pharmacodynamic evaluation of sublingual sufentanil in the treatment of post-operative pain. Expert Opinion on Drug Metabolism & Toxicology. 2016;12(2):217-224.
4. Van de Donk T, Ward S, Langford R, Dahan A. Pharmacokinetics and pharmacodynamics of sublingual sufentanil for postoperative pain management. Anaesthesia. 2017;73(2):231-237.
5. Food and Drugs Administration. Sufentanil Citrate Injection, USP CII [Internet]. Accessdata.fda.gov. Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/019050s032lbl.pdf
9. Sacerdote P, Coluzzi F, Fanelli A. Sublingual sufentanil, a new opportunity for the improvement of postoperative pain management in Italy. European Review for Medical and Pharmacological Sciences. 2016;20:1411-1422.
10. Maciejewski D. Sufentanil in anaesthesiology and intensive therapy. Anaesthesiology Intensive Therapy 2012; 44: 35-41
11. Minkowitz H. A review of sufentanil and the sufentanil sublingual tablet system for acute moderate to severe pain. Pain Management. 2015;5(4):237-250
12. Lundeberg S, Roelofse JA. Aspects of pharmacokinetics and pharmacodynamics of sufentanil in pediatric practice. Pediatric Anesthesia, 2010. 21(3): 274–279. doi:10.1111/j.1460-9592.2010.03411.x

Pendahuluan Sufentanil
Formulasi Sufentanil

Artikel Terkait

  • Risiko Kombinasi Obat dengan St. John’s Wort
    Risiko Kombinasi Obat dengan St. John’s Wort
  • Peningkatan Risiko Hospital-Acquired Pneumonia pada Penggunaan Opioid
    Peningkatan Risiko Hospital-Acquired Pneumonia pada Penggunaan Opioid
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 21 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 21 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.