Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Diklofenak
Penggunaan diklofenak, atau yang juga dikenal sebagai diclofenac, pada kehamilan dikategorikan oleh FDA sebagai kategori C pada usia gestasi <30 minggu dan kategori D pada usia gestasi >30 minggu. Pada ibu menyusui, diklofenak dieksresikan ke dalam ASI dalam jumlah yang sangat minimal sehingga dianggap aman.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA) untuk usia gestasi <30 minggu: studi reproduksi pada hewan menunjukkan efek buruk pada fetus, namun belum ada cukup bukti ilmiah pada fetus manusia.
Kategori D (FDA) untuk usia gestasi >30 minggu: terdapat bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.[1,3,7,20]
Obat golongan antiinflamasi nonsteroid menginhibisi sintesis prostaglandin, dan bila digunakan pada trimester akhir kehamilan, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fetus seperti penutupan duktus arteriosus dan kerusakan ginjal janin. Diklofenak juga dapat menyebabkan inhibisi agregasi trombosit sehingga meningkatkan risiko perdarahan baik saat persalinan, maupun saat postpartum. Selain itu, terdapat juga risiko partus lama saat persalinan. [8,21,22]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Diklofenak diekskresikan ke dalam air susu ibu sejumlah 100 ng/gram pada wanita menyusui yang mengonsumsi natrium diklofenak jangka panjang dengan dosis 150 mg per hari. Bayi, dengan berat badan 4-5 kg, yang mengonsumsi satu liter air susu ibu per hari, hanya akan mencerna obat tersebut dengan dosis sekitar 0,03 mg/kgBB/hari. Konsentrasi ini sangat jauh dibandingkan dengan dosis normal pada anak sebesar 2-3 mg/kgBB/hari sehingga obat ini dianggap aman untuk digunakan pada ibu menyusui. [1]