Pengawasan Klinis Indomethacin
Pengawasan klinis indomethacin terutama terkait risiko kardiovaskular dan gastrointesinal akibat penggunaan obat ini. Pengawasan klinis dapat dilakukan dengan pemantauan gejala maupun pemeriksaan laboratorium.
Karena ulserasi gastrointestinal yang berat dan perdarahan dapat terjadi tanpa gejala peringatan pada konsumsi indomethacin, dokter harus memantau tanda atau gejala perdarahan gastrointestinal.
Pasien yang menjalani pengobatan jangka panjang dengan indomethacin memerlukan pemeriksaan darah lengkap dan profil kimia secara berkala. Jika muncul tanda dan gejala klinis yang konsisten dengan penyakit hepar atau ginjal, didapatkan manifestasi sistemik (misalnya eosinofilia dan ruam), atau jika pemeriksaan fungsi hepar yang abnormal menetap atau memburuk, maka terapi indomethacin harus dihentikan.
Tekanan darah perlu dipantau saat memulai dan selama terapi dengan indomethacin karena adanya risiko perburukan ataupun awitan baru hipertensi. Jika indomethacin digunakan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, lakukan pemantauan tanda dan gejala perburukan kondisi gagal jantung.
Pada pasien yang mungkin terpengaruh oleh perubahan fungsi trombosit akibat konsumsi indomethacin, misalnya pada pasien dengan gangguan koagulasi atau pasien yang mengonsumsi antikoagulan, diperlukan pemantauan profil koagulasi.[1,5]