Kontraindikasi dan Peringatan Sevofluran
Kontraindikasi dan peringatan pada penggunaan sevofluran adalah terkait risiko hipertermia maligna dan reaksi hipersensitivitas. Pemberian obat sevofluran sebaiknya tetap berhati-hati dengan memperhatikan kondisi organ-organ terkait, karena sevofluran memiliki potensi risiko hepatotoksik, nefrotoksik dan neurotoksik.[3,4]
Kontraindikasi
Penggunaan sevofluran kontraindikasi pada kondisi hipertermia maligna atau pasien yang berisiko atau dicurigai hipertermia maligna. Sevofluran juga tidak boleh diberikan pada pasien yang diketahui memiliki hipersensitivitas terhadap sevofluran atau agen-agen terhalogenasi lainnya. Pemberian pada kondisi dimana tidak tersedia alat dan sarana untuk memastikan patensi jalan napas juga tidak disarankan.[3,4]
Peringatan
Sevofluran terbukti dapat meningkatkan risiko hipersensitivitas pada pasien yang diketahui memiliki hipersensitivitas pada agen anestesi volatil terhalogenisasi lainnya.[3,4]
Sevofluran dapat menyebabkan pemanjangan interval QT yang berkaitan dengan munculnya Torsade de pointes. Pemberian harus berhati-hati pada pasien berisiko, misalnya individu yang mengonsumsi obat yang mempengaruhi interval QT.
Sevofluran sebaiknya tidak digunakan sebagai agen induksi inhalasi tunggal pada pasien dengan disfungsi ventrikel. Pada beberapa kasus yang jarang, penggunaan sevofluran pada anak dapat menyebabkan hiperkalemia yang berujung pada aritmia dan kematian.[5]
Hepatotoksik
Sevofluran, seperti agen anestesi volatil lainnya, akan teroksidasi sebagian di hati oleh enzim CYP(2E1) menjadi metabolit yaitu asam fluoroasetat. Metabolit spesifik ini diketahui dapat memodifikasi protein mikrosomal pada hepar yang dapat bertindak sebagai pemicu antigen yang akan menimbulkan respon antibodi yang dimediasi oleh sistem imun. Reaksi ini sangatlah jarang dikarenakan persentase sevofluran yang dimetabolisme di hepar termasuk rendah.[3,4]
Nefrotoksik
Risiko terjadinya nefrotoksisitas dipengaruhi dua faktor. Faktor pertama dikarenakan metabolit berupa asam fluoroasetat yang memiliki efek nefrotoksik dan hepatotoksik. Sementara efek kedua adalah karena terbentuknya Komponen A.
Komponen A adalah produk lain berfluorinasi dari hasil reaksi eksotermik antara sevofluran dan absorben CO2 pada mesin anestesi. Komponen A dilaporkan menyebabkan cedera renal sedang dan reversibel pada studi hewan. Secara teori, efek nefrotoksik Komponen A terhadap manusia dapat terjadi, bergantung pada dosis dan paparan. Data keamanan pemberian sevofluran pada pasien dengan insufisiensi ginjal masih terbatas.[3,4]
Neurotoksik
Ada beberapa studi pada hewan yang mengindikasikan bahwa sevofluran dapat menginduksi neurotoksiksitas melalui manipulasi mikroRNA. Namun, masih belum tersedia bukti yang kuat untuk dapat menunjukkan adanya efek neurotoksisitas terhadap manusia.[3,4]