Efek Samping dan Interaksi Obat Sevofluran
Obat sevofluran memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, dan sistem saraf pusat. Selain itu, perlu diperhatikan juga reaksi hipersensitivitas. Interaksi sevofluran dengan obat lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan bersamaan dengan obat-obatan anestesi lain dan penggunaan bersamaan dengan obat-obatan yang dimetabolisme di hati.[3]
Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat sevofluran dapat berupa efek samping ringan, sedang, hingga berat. Sebagian besar efek samping yang dilaporkan adalah efek samping ringan dan sementara, dan mungkin juga diakibatkan karena prosedur pembedahan, karakteristik pasien termasuk penyakit yang diderita, atau obat lain yang diberikan.[4]
Efek samping berdasarkan sistem organ :
- Sistem Kardiovaskular: sevofluran menginduksi hipotensi dan mengurangi output jantung melalui pengurangan dari resistensi vaskular sistemik, bradikardia, takikardia, pemanjangan interval QT, aritmia, gelombang T inversi, gelombang ST depresi
- Sistem Respirasi: efek iritasi pada saluran napas sangat minimal dibanding agen anestesi terhalogenasi lain. Efek samping lain yaitu batuk, apneu, laringospasme, peningkatan refleks batuk, peningkatan sputum, wheezing, bronkospasme, hiperventilasi, faringitis, hipoventilasi, dyspnea, dan stridor. Efek samping pada sistem respirasi sering terjadi pada pasien dengan kondisi patologis paru sebelum dilakukannya tindakan anestesi seperti asthma atau fibrosis kistik
- Sistem Saraf Pusat: sevofluran dapat menyebabkan vasodilatasi pada vaskularisasi serebri, meningkatkan aliran darah dan tekanan intrakranial. Sevofluran mengurangi laju metabolik serebri, dapat menyebabkan mukosa kering, hipertonia, insomnia, delirium, agitasi, hipersalivasi, dan pusing
- Metabolisme dan nutrisi: meningkatnya kadar penanda fungsi hepar dan ginjal, bilirubinemia, glikosuria, fluorosis, albuminuria, hipofosfatemia, asidosis, hiperglikemia
- Sistem digestif: mual, muntah
- Sistem hematologi dan limfatik: leukositosis, trombositopenia
- Kulit dan panca indera: ambliopia, pruritis, gangguan pengecapan, ruam, konjungtivitis
- Sistem urogenital: abnormalitas urin, retensi urin, oliguria[3,4,10]
Interaksi Obat
Interaksi obat sevofluran yang potensial adalah interaksi dengan obat yang dimetabolisme di hepar. Sevofluran mengalami metabolisme di hepar dalam kadar yang minimal. Dalam presentasi kecil, metabolisme sevofluran di hepar bertindak sebagai substrat untuk beberapa enzim CYP (CYP2A6, CYPB6, CYP3A4, CYP2E1). Hal ini menimbulkan adanya potensi interaksi dengan banyak obat yang dimetabolisme oleh enzim-enzim ini, contohnya isoniazid.[3]
Pada uji klinis, tidak ada efek yang signifikan antara sevofluran dengan obat-obat anestesi yang sering digunakan selama operasi, seperti obat yang mendepresi sistem saraf pusat, obat otonom, obat relaksan otot rangka, antibiotik, hormon dan substitusi sintetisnya, ataupun produk darah dan obat-obat jantung.[4]
Benzodiazepin dan Opioid
Benzodiazepin dan opioid diperkirakan dapat mengurangi minimum alveolar concentration (MAC) dari sevofluran seperti pada anestesi inhalasi lainnya.[4]
Nitrous Oxide
Seperti agen anestesi terhalogenasi lainnya, kebutuhan sevofluran menurun ketika dikombinasikan dengan nitrous oxide. Dengan menggunakan 50% nitrous oxide, dosis MAC akan ekuivalen dengan mengurangi 50% pada dewasa dan 25% pada anak.[4]
Agen Penghambat Neuromuskuler
Sevofluran meningkatkan intensitas dan durasi blokade neuromuskular yang diinduksi oleh relaksan otot nondepolarisasi (contoh : rocuronium).[4]
Suksinilkolin
Pada kasus yang jarang, penggunaan sevofluran dengan suksinilkolin dilaporkan dapat menyebabkan hiperkalemia yang berujung pada aritmia.[17]
Simpatomimetik
Penggunaan dengan simpatomimetik, misalnya efedrin dan amfetamin, dapat meningkatkan risiko hipertensi akut.[17]
Obat Penyekat Beta
Penggunaan bersama obat penyekat beta, misalnya propranolol, dapat meningkatkan efek inotropik, kronotropik, dan dromotropik.[17]
Verapamil
Penggunaan bersama verapamil dapat mengganggu konduksi atrioventrikular.[17]