Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Bupivacaine
Penggunaan bupivacaine pada kehamilan masuk ke dalam kategori C menurut FDA. Penggunaan bupivacaine pada ibu menyusui dianggap aman.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori keamanan penggunaan bupivacaine pada kehamilan oleh FDA belum tersedia. Namun, TGA memasukkan bupivacaine dalam Kategori A. Artinya, obat telah banyak digunakan oleh ibu hamil atau perempuan usia subur tanpa adanya bukti peningkatan frekuensi malformasi atau efek samping lain baik yang langsung maupun tidak langsung terhadap janin.[8]
Sediaan bupivacaine yang dapat digunakan untuk ibu hamil saat persalinan adalah sediaan 0,25% dan 0,5%. Bupivacaine dapat berpindah dari ibu ke janin melalui plasenta, namun jumlahnya tergantung dari jumlah obat yang berikatan dengan protein di plasma.
Hanya obat bebas yang dapat berpindah dari ibu ke janin, Bupivacaine memiliki ikatan yang cukup tinggi dengan protein, yaitu 95% sehingga hanya 5% obat yang bebas. Rasio bupivacaine ibu janin cukup rendah, yaitu 0,2–0,4.[1,2,5]
Pemberian bupivacaine pada ibu yang akan melahirkan direkomendasikan tidak menggunakan bupivacaine dengan konsentrasi 0,75% karena sering menimbulkan henti jantung yang sulit untuk ditangani dan berujung pada kematian ibu. Salah satu efek samping yang dapat ditimbulkan pada penggunaan bupivacaine dalam proses persalinan adalah bradikardia pada janin yang berujung pada asidosis, sehingga denyut jantung janin perlu dipantau.
Penggunaan bupivacaine pada persalinan yang dipersulit dengan prematuritas, eklampsia, distres janin, atau sepsis, baik pada ibu atau janin, perlu perhatian lebih. Pada kasus ini pemantauan janin untuk menilai adanya distres sangat diperlukan.[10,11,17]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Bupivacaine merupakan salah satu obat anestetik lokal yang aman digunakan pada ibu menyusui. Jumlah yang diterima oleh bayi biasanya sangat kecil dan tidak menimbulkan efek samping.
Dari sebuah studi pada 20 ibu hamil yang menjalani operasi sesar dengan anestesi epidural bupivacaine 0,5% atau levobupivacaine 0,5% didapatkan konsentrasi puncak pada ASI adalah 0,2 mg/L dalam waktu 2 jam pasca pemberian obat. Obat mulai terdeteksi 30 menit pasca pemberian dan menghilang dalam 24 jam pasca pemberian.[19]
Pemberian anestesi spinal dengan bupivacaine juga terbukti tidak mempengaruhi produksi ASI pada ibu menyusui. Namun, ada beberapa studi yang menyatakan bahwa pemberian ASI secara dini pada kelompok yang mendapatkan anestesi spinal memiliki persentase yang lebih rendah.[20,21]