Efek Samping dan Interaksi Obat Etomidate
Efek samping etomidate yang banyak dilaporkan adalah nyeri di lokasi injeksi, gerakan otot rangka seperti gerakan mioklonik dan tonik, serta mual dan muntah pasca operasi. Interaksi obat bisa terjadi jika digunakan dengan obat neuroleptik seperti opioid.[2,5]
Efek Samping
Etomidate telah dilaporkan dapat menyebabkan supresi kortisol endogen, yang berpotensi menyebabkan masalah adrenal pasca anestesi. Efek samping lain meliputi mual, muntah, dan nyeri di tempat suntikan.[1-3]
Supresi Adrenal
Salah satu efek samping paling signifikan dan membatasi penggunaan etomidate adalah supresi adrenal. Mekanisme terjadinya efek samping ini adalah interaksi yang terjadi antara cincin imidazole pada etomidate dengan enzim sitokrom P450 11β-hidroksilase. Afinitas yang tinggi antara nitrogen pada cincin imidazole dengan gugus heme pada 11β-hidroksilase menyebabkan inhibisi kerja enzim yang berfungsi untuk mengubah 11-deoksikortisol menjadi kortisol.
Etomidate dosis tunggal bolus dapat menghambat kerja enzim selama 6-12 jam, sedangkan pemberian secara infus kontinu menyebabkan efek ini bertahan selama 24 jam. Sebagian besar pasien pulih dari kondisi ini setelah 48 jam. Konsentrasi plasma etomidate yang dibutuhkan untuk mencapai efek hipnosis adekuat adalah > 200 ng/mL, sedangkan untuk menyebabkan supresi adrenal hanya dibutuhkan konsentrasi < 10 ng/mL.[1-3,12,13]
Nyeri di Lokasi Injeksi
Etomidate memiliki sifat hidrofobik pada pH fisiologis. Untuk meningkatkan kelarutan, etomidate diformulasikan dengan propilen glikol atau emulsi lemak. Etomidate yang diformulasikan bersama propilen glikol menimbulkan kejadian nyeri yang lebih besar dibanding yang diformulasikan dengan emulsi lemak. Untuk mengurangi nyeri, selain melalui pemilihan jenis formula juga dilakukan dengan melakukan penyuntikan obat pada vena proksimal dan berukuran lebih besar.[1-3]
Gerakan Mioklonus
Penyuntikan etomidate dapat menyebabkan timbulnya mioklonus transien, yaitu hentakan otot involunter yang muncul secara tiba-tiba. Kejadian mioklonus dialami oleh sekitar 32% pasien, bersifat tidak berbahaya dan dapat hilang sendiri. Selain gerakan mioklonus juga dilaporkan terdapat gerakan tonik atau gerakan mata namun frekuensinya jauh lebih sedikit.
Gerakan mioklonus ini diperkirakan muncul karena adanya disinhibisi dari aktivitas kortikal dan tidak menunjukkan gambaran kejang pada perekaman elektroensefalogram. Gerakan mioklonus dapat dikurangi dengan pemberian analgesik opioid atau benzodiazepine.[1,2,9,10]
Efek Samping Lain
Potensi efek samping etomidate lainnya adalah hiperventilasi, hipoventilasi, perubahan tekanan darah, apnea, cegukan, dan mengorok. Pada kasus yang jarang, bisa terjadi kejang, aritmia, dan laringospasme.[5]
Interaksi Obat
Potensi interaksi dijumpai antara etomidate dengan obat yang menimbulkan efek sedasi. Ini termasuk obat antipsikotik, sedatif, atau opioid agonis seperti fentanil. Oleh karena itu, dibutuhkan pengurangan dosis etomidate untuk mencegah efek hipnosis yang berlebihan.[2,5]