Indikasi dan Dosis Thiopental
Indikasi thiopental sodium atau pentotal adalah untuk prosedur sedasi saat induksi anestesi, terapi status konvulsi, dan upaya untuk menurunkan tekanan intrakranial. Thiopental juga juga digunakan untuk pengobatan insomnia. Respon individu terhadap obat ini sangat bervariasi sehingga tidak ada dosis tetap.[2,10]
Obat harus dititrasi sesuai dengan usia, berat badan, dan jenis kelamin. Pasien anak cenderung membutuhkan dosis lebih besar daripada pasien dewasa dan lanjut usia. Perempuan dewasa membutuhkan dosis yang lebih rendah daripada laki-laki dewasa. Pada pasien obesitas, dosis thiopental yang diperlukan sesuai berat badan, di mana dosis harus disesuaikan dengan lean body weight.[2,9,10]
Test Dose Thiopental
Sebelum menggunakan thiopental, disarankan untuk melakukan test dose sebesar 25‒75 mg (1‒3 mL larutan 2,5%). Kemudian, pasien diobservasi selama 60 detik untuk mendeteksi adanya reaksi sensitivitas dan menilai toleransi. Bila terjadi anestesi yang dalam atau depresi napas, pertimbangkan sensitivitas dan faktor-faktor lain, misalnya pemberian premedikasi berlebih atau tidak menggunakan larutan dengan konsentrasi tepat.[10]
Induksi Anestesi
Thiopental sodium merupakan obat golongan barbiturat dengan waktu kerja yang sangat cepat. Oleh sebab itu, thiopental diindikasikan untuk prosedur sedasi preoperasi, atau induksi anestesi pada operasi yang tidak membutuhkan waktu lama (kurang dari 15 menit), sebelum intubasi, dan pemeriksaan MRI pada anak.
Thiopental diberikan melalui injeksi intravena, baik secara bolus atau perinfus. Efek samping depresi napas harus dimonitoring ketat, dengan selalu mempersiapkan alat bantu napas.[2,13]
Dosis Dewasa
Berdasarkan WHO, dosis pemberian thiopental dapat dimulai dari 3‒5 mg/kgBB, dengan konsentrasi 2,5% w/v (500 mg dalam 20 mL air). Pada ibu hamil dan lansia, diperlukan dosis yang lebih sedikit, yakni 1‒3 mg/kgBB. Lakukan flush setelah administrasi.[7,8,13]
Dosis Anak
Sebuah penelitian terhadap total 300 pasien anak yang mendapatkan sedasi thiopental intravena selama MRI menunjukkan hasil yang sangat baik. Rerata usia pasien adalah 4,7 tahun. Dengan dosis inisial 3 mg/kgBB dan diikuti dosis tambahan 1 mg/kgBB, didapatkan total sedasi selama 31,7 menit dan waktu sadar kembali selama 11 menit.[2]
Tidak ada pasien yang mengalami desaturasi oksigen maupun efek samping setelah pemberian thiopental pada penelitian tersebut.[2]
Tabel 2. Dosis Anak Berdasarkan Umur dan Berat Badan
Umur | Dosis |
Neonatus (<2 bulan) | 3‒4 mg/kgBB, lalu 1 mg/kgBB sesuai keperluan |
Bayi (<1 tahun) | 5‒8 mg/kgBB, lalu 1 mg/kgBB sesuai keperluan |
Anak (>1 tahun) | 5‒6 mg/kgBB, lalu 1 mg/kgBB sesuai keperluan |
Sumber: Brenda, 2020.[10]
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Thiopental dapat menyebabkan vasokonstriksi pada sirkulasi saraf pusat, dan dapat menurunkan volume aliran darah otak. Obat ini dapat digunakan sebagai upaya untuk menurunkan intracranial pressure (ICP). Namun, penggunaan thiopental untuk menurunkan tekanan intra kranial pada populasi anak belum direkomendasikan.[3,7,10]
Dosis untuk pasien dewasa adalah:
- Dosis loading 5‒20 mg/kgBB, diberikan dalam waktu >1 jam
- Dapat dilanjutkan dengan dosis rumatan 1‒4 mg/kgBB/jam [13]
Status Konvulsi
Thiopental juga dapat diberikan untuk penderita epilepsi yang mengalami status konvulsi.
Dosis Dewasa
Dosis bolus 75‒125 mg diberikan dalam waktu >1 jam. Kemudian, diberikan infus dengan dosis rumatan yang dimulai dari 1 mg/kgBB/jam.[13]
Dosis Anak
Dosis awal diberikan 2 mg/kgBB, dengan dosis maksimal 5 mg/kgBB/jam.[10]
Populasi khusus
Pasien dengan perburukan fungsi hepar atau ginjal, secara umum tidak direkomendasikan penggunaan thiopental. Namun bila diperlukan, thiopental dapat diberikan dengan dosis dan laju pemberian yang diturunkan.
Penurunan dosis dan laju pemberian dilakukan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular yang parah, hipotensi atau syok, status asmatikus, dan dalam kondisi yang mungkin dapat memperlama efek hipnotik (misal premedikasi yang berlebihan, Addison's disease, myxedema, peningkatan konsentrasi BUN, anemia yang parah, asma, dan myasthenia gravis).[2,9,10]
Pemberian thiopental didasarkan pada kebutuhan dan respons individu, usia, berat badan, jenis kelamin, status fisik dan klinis, kondisi patologi (misal syok, obstruksi usus, malnutrisi, anemia, terbakar, uremia, alkoholisme), serta tipe dan jumlah premedikasi atau obat lain yang digunakan.[10,11]
Pasien anak relatif memerlukan dosis lebih besar daripada lansia. Perlu dilakukan penurunan dosis pada neonatus karena penurunan protein binding dan penurunan klirens.[10,11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini