Efek Samping dan Interaksi Obat Quinidine
Efek samping quinidine, atau yang dikenal dengan kinidin, bervariasi mulai dari gejala neurologis dan gastrointestinal hingga toksisitas miokardial. Efek samping yang paling sering dijumpai seperti mual, muntah, dan diare.
Risiko toksisitas dapat terjadi jika konsentrasi quinidine dalam plasma melebihi 4 mg/ml. Interaksi obat quinidine di antaranya terjadi dengan antiaritmia seperti artemether dan antibiotik seperti clarithromycin.[4,9]
Quinidine dapat memicu sindrom kinkonisme yang dapat menjadi tanda pertama dari toksisitas quinidine. Sindrom konkinisme merupakan suatu sindrom yang berkaitan dengan alkaloid kina, termasuk quinidine. Sindrom kinkonisme ringan ditandai dengan gejala penglihatan kabur, penurunan pendengaran, anoreksia, mual, lemas, vertigo, tinnitus, diare, dan sakit kepala.
Sindrom kinkonisme sedang ditandai dengan gejala muntah, hipotensi, peningkatan durasi QRS sebesar 25-50%, dan kontraksi ventrikular prematur yang jarang. Sindrom kinkonisme berat ditandai dengan toksisitas miokardial seperti aritmia maligna, durasi QRS meningkat lebih dari 50%, high degree AV heart block, atau henti jantung.[4,9]
Efek samping dari penggunaan quininidine secara umum antara lain sebagai berikut:
- Pada sistem kardiovaskular, meliputi takiaritmia plemorfik, bradikardi, palpitasi, angina pectoris, aritmia tipe lainnya atau perburukan aritmia
- Pada sistem saraf pusat, meliputi quinidine dapat melewati sawar darah otak dan memicu dizziness, fatigue, sakit kepala, gangguan tidur, kecemasan, dan ataksia
- Pada sistem integumen, meliputi ruam pada kulit
- Pada sistem gastrointestinal, meliputi hepatotoksisitas, diare, distress digestif, mual dan muntah, dan esophagitis
- Pada sistem neuromuscular dan skeletal, meliputi kelemahan ekstremitas, tremor, lupus-like syndrome
- Pada sistem oftalmologi, meliputi gangguan penglihatan
- Hipokalemia atau hypomagnesemia
- Hemolisis terutama pada pasien dengan defisiensi G6PD[1,4]
Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:
- Kepala terasa ringan, atau melayang
- Lidah pahit
- Wajah kemerahan maupun keringat berlebihan, pruritus dan urtikaria
- Bercak kemerahan pada kulit, atau eritema
- Perdarahan subkutan, atau submukosa
- Edema palpebra, membran mukosa, dan paru
- Syncope maupun tremor
- Kecemasan dan sulit tidur
- Sesak napas atau asma
- Gangguan keseimbangan[4,9]
Sementara itu efek samping yang paling jarang dijumpai seperti hepatotoksisitas, atralgia, diplopia, rabun senja, reaksi hipersensitivitas, ataupun systemic lupus erythematosus.[7,9]
Interaksi Obat
Interaksi obat quinidine berupa peningkatan interval QT, peningkatan risiko efek samping quinidine, peningkatan risiko efek samping obat lain, menurunkan efektivitas quinidine dan obat lain, menurunkan waktu paruh eliminasi dari quinidine.[4,7]
Peningkatan Interval QT
Peningkatan interval QT dapat terjadi pada penggunaan quinidine bersama dengan obat seperti amitriptilin, amoxapine, artemether, chloroquine, clarithromycin, clomipramine, desipramine, dan lainnya.[4,7]
Peningkatan Efek Samping Quinidine
Terdapat golongan obat yang dapat meningkatkan level quinidine melalui metabolisme enzim CYP3A4 sehingga memicu efek samping yang lebih berat, misalnya abametapir, cimetidine, dan lasmiditan.[4,7]
Peningkatan Efek Samping Obat Lain
Berikut adalah contoh obat yang meningkat risiko efek sampingnya pada penggunaan bersama dengan quinidine:
- Afatinib
- Ado-trastuzumab emtansine
- Amikacin
- Amiodarone
- Amitriptilin
- Atorvastatin
- Cabozantinib
- Ceritinib
- Colchicine
- Dabrafenib
- Estrogen terkonjugasi
- Kortison
- Dan lainnya[4,7]
Penurunan Efektivitas Obat
Quinidine adalah substrat dari CYP3A4 dan CYP2D6. Penginduksi CYP3A4 seperti amobarbital, aprepitant, carbamazepine dapat menurunkan level quinidine.[4,7]
Penurunan Waktu Paruh Eliminasi dari Quinidine
Obat-obat yang mengalkalinisasi urin seperti carbonic-anhydrase inhibitors, sodium bicarbonate, dan thiazide diuretics dapat menurunkan waktu paruh eliminasi dari quinidine.[4,7]