Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Glimepiride
Penggunaan glimepiride pada kehamilan termasuk dalam kategori C oleh FDA. Pada ibu menyusui, ada tidaknya ekskresi glimepiride ke dalam ASI tidak diketahui, sehingga penggunaannya tidak dianjurkan.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA): studi pada binatang percobaan memperlihatkan efek samping terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Saat ini tidak ada studi yang baik dan terkontrol tentang penggunaan glimepiride pada wanita hamil. Studi pada hewan tidak menunjukkan anomali kongenital. Namun, ada kenaikan tingkat kematian janin pada tikus dan kelinci pada dosis 50 kali (tikus) dan 0,1 kali (kelinci) dosis manusia maksimal (berdasarkan luas area tubuh).
Fetotoksisitas ini diduga disebabkan oleh sifat hipoglikemia sulfonilurea. Hipoglikemia berat berkepanjangan juga ditemukan pada bayi yang lahir dari ibu yang mengonsumsi sulfonilurea.[5,10,11]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Ada tidaknya ekskresi glimepiride ke dalam ASI belum diketahui. Pada studi hewan, glimepiride diekskresikan ke dalam ASI tikus dan serum anak-anak tikus tersebut. Anak-anak tikus yang mendapatkan glimepiride dosis tinggi selama kandungan dan laktasi mengalami deformitas skeletal (pemendekan, penebalan, dan pembengkokan humerus) pada periode postnatal.
Selain kepentingan gula darah ibu, pertimbangan pemberian glimepiride pada ibu yang menyusui perlu mencakup hipoglikemia pada bayi. Umumnya, obat ini tidak dianjurkan untuk ibu menyusui.[10,11]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur