Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Chloroquine general_alomedika 2022-10-19T14:19:57+07:00 2022-10-19T14:19:57+07:00
Chloroquine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Chloroquine

Oleh :
dr.Reni Widyastuti, Sp.FK
Share To Social Media:

Efek samping chloroquine, atau klorokuin, berupa gangguan penglihatan, tinnitus, neuromiopati, mual, muntah, diare, gangguan liver, gangguan kulit, sakit kepala hingga kejang, hipotensi, serta gangguan jantung dan darah lainnya. Interaksi chloroquine dengan obat lain dapat mengganggu absorpsi dan metabolisme obat, bahkan dapat meningkatkan efek samping, sehingga harus dihindari pemberian chloroquine dengan antasida, kaolin, simetidin, ampisilin, siklosporin, dan mefloquin.

Efek Samping

Efek yang tidak diinginkan dari penggunaan chloroquine bisa terjadi pada berbagai organ, yaitu:

  • Mata: Retinopati dan degenerasi makula dilaporkan terjadi dan bersifat ireversibel, biasanya terjadi pada pasien yang mendapat terapi 4-aminoquinolin jangka panjang dan dosis tinggi. Gangguan mata lainnya bisa berupa gangguan penglihatan (penglihatan kabur dan kesulitan akomodasi), niktalopia, gangguan lapang pandang, dan kekeruhan kornea yang bersifat reversibel
  • Auditorik: Tinitus disertai berkurangnya pendengaran, biasa terjadi pada pasien yang mengalami kerusakan auditorik sebelumnya
  • Muskuloskeletal: Miopati atau neuromiopati yang menyebabkan kelemahan progresif dan atropi kelompok otot proksimal, yang bisa dihubungkan dengan perubahan sensori ringan, depresi refleks tendon, dan konduksi saraf yang abnormal
  • Gastrointestinal: Hepatitis, peningkatan enzim hati, anoreksia, mual, muntah, diare, dan kram perut
  • Kulit: Eritema multiforme, sindrom Steven-Johnson, toxic epidermal necrolysis, dan dermatitis eksfoliatif. Erupsi kulit pleomorfik, perubahan pigmentasi dan mukosa kulit, pruritus, urtikaria, reaksi anafilaktoid termasuk angioedema, fotosensitivitas, dan rambut rontok

  • Hematologi: Pansitopenia, anemia aplastik, agranulositosis reversibel, trombositopenia, dan neutropenia
  • Sistem saraf: Kejang, sakit kepala ringan, polineuritis, gangguan ekstrapiramidal akut (distonia, diskinesia, protrusi lidah, dan tortikolis). Perubahan neuropsikiatri seperti psikosis, delirium, cemas, agitasi, insomnia, bingung, halusinasi, perubahan kepribadian, dan depresi

  • Kardiak: Hipotensi, perubahan elektrokardiogram (inversi atau depresi gelombang T dengan pelebaran kompleks QRS), dan kardiomiopati[1,10,12]

Interaksi Obat

Terdapat beberapa interaksi antara chloroquine dengan obat lain, di antaranya:

  • Antasida dan kaolin: dapat mengurangi absorpsi chloroquine, sebaiknya diberikan interval selama 4 jam antara pemberian chloroquine dengan obat-obat tersebut

  • Digoxin: Penggunaan chloroquine bersamaan dengan digoxin dapat meningkatkan kadar digoxin plasma hingga 4 kali lipat, sehingga diperlukan monitoring yang ketat

  • Cimetidine: dapat menghambat metabolisme chloroquine sehingga meningkatkan kadar chloroquine di plasma. Penggunaan chloroquine bersamaan dengan cimetidine sebaiknya dihindari

  • Ampisilin: penelitian yang melibatkan sukarelawan sehat, chloroquine secara signifikan dapat mengurangi bioavailabilitas ampisilin. Sebaiknya diberikan interval minimal 2 jam antara pemberian chloroquine dan ampisilin

  • Siklosporin: pemberian chloroquine dilaporkan dapat meningkatkan kadar siklosporin. Monitoring ketat kadar siklosporin serum direkomendasikan dan jika diperlukan chloroquine harus dihentikan

  • Mefloquine: dapat meningkatkan risiko kejang[1,10,12]

Referensi

1. Schrezenmeier E, Dörner T. Mechanisms of action of hydroxychloroquine and chloroquine: implications for rheumatology. Nat Rev Rheumatol. 2020 Mar;16(3):155-166.
10. MIMS Indonesia. Choroquine. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/chloroquine/?type=brief&mtype=generic
12. Food and Drugs Administration. Chloroquine. 2022. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2013/006002s043lbl.pdf

Indikasi dan Dosis Chloroquine
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Profilaksis Malaria
    Profilaksis Malaria
  • Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
    Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
  • Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
    Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
  • Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
    Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
  • Guillain−Barré Syndrome pada Pasien COVID-19
    Guillain−Barré Syndrome pada Pasien COVID-19

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 November 2024, 08:12
Pemberian profilaksis malaria maksimal?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo sejawat, saya ingin bertanya, apakah sejawat mengetahui untuk orang yang hendak bekerja di papua/daerah endemis malaria sekitar 1 tahun, berapa lama dok...
dr. Nabilah salsabila
Dibalas 18 November 2024, 11:53
Obat malaria alternatif dari dihidroartemisinin-piperakuin
Oleh: dr. Nabilah salsabila
1 Balasan
Alodok, izin bertanya dok, jika tidak ada obat DHP atau ACT di faskes maupun di provinsi, hanya ada primakuin, apakah ada alternatif lain yang dapat diberikan?
Anonymous
Dibalas 31 Juli 2024, 07:45
Terminologi Diagnosis Malaria Plus
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam dokter sekalian, mohon izin bertanya dan berdiskusi mengenai terminologi diagnosis Malaria, saya menemukan terminologi Malaria Plus 4, namun...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.