Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Thiabendazole
Penggunaan thiabendazole pada kehamilan masuk sebagai kategori C oleh FDA dan kategori B3 oleh TGA. Pada ibu menyusui, tidak ada data mengenai apakah thiabendazole dikeluarkan ke air susu atau tidak.[3,7,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan kategori FDA, penggunaan thiabendazole dalam kehamilan masuk dalam kategori C. Ini berarti studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[2,3,7]
Berdasarkan kategori TGA, penggunaan thiabendazole dalam kehamilan masuk dalam kategori B3. Ini berarti thiabendazole masuk dalam golongan obat yang telah dikonsumsi oleh hanya sejumlah kecil wanita hamil dan wanita usia subur, tanpa peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lain pada janin manusia. Studi pada hewan telah menunjukkan bukti terjadinya peningkatan kerusakan janin, yang signifikansinya dianggap belum pasti pada manusia.[8]
Thiabendazole diketahui melintasi plasenta dan menyebabkan paparan pada janin. Pada studi reproduksi hewan, terdapat laporan adanya efek buruk pada janin seperti cacat tulang aksial dan sumbing.[3,7]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum diketahui apakah thiabendazole dikeluarkan dalam ASI atau tidak. Tidak ada data mengenai efeknya pada bayi yang disusui ataupun terhadap produksi ASI. Dengan tidak adanya bukti keamanan, maka direkomendasikan menghentikan menyusui atau menghentikan obat, dengan mempertimbangkan pentingnya obat tersebut bagi ibu.[3,7]