Farmakologi Clarithromycin
Farmakologi clarithromycin menunjukkan aktivitas antibiotik spektrum luas bakteriostatik terhadap bakteri Gram-positif, Gram-negatif, dan Mycobacteria. Clarithromycin menghambat sintesis protein dengan mengikat subunit ribosom 50S dari bakteri yang rentan.[2-5]
Farmakodinamik
Clarithromycin dapat menembus dinding sel bakteri dan secara reversibel berikatan dengan domain V RNA ribosom 23S dari subunit 50S ribosom bakteri, menghambat translokasi transfer-RNA aminoasil dan sintesis polipeptida. Ini akan menghambat sintesis protein pada organisme yang rentan. Selain itu, clarithromycin juga menghambat isoenzim CYP3A4 mikrosomal hati dan P-glikoprotein.[2-5]
Metabolit aktif dari clarithromycin, yakni 14-OH-(R)-clarithromycin bekerja secara sinergis dengan senyawa induknya. Clarithromycin memiliki aktivitas yang baik terhadap bakteri Gram-positif Staphylococcus spp. dan Streptococcus spp; Gram-negatif Mycoplasma spp. dan Chlamydia spp.; serta Mycobacteria.[2,4,5]
Walaupun clarithromycin bersifat bakteriostatik, namun dapat bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi atau terhadap organisme yang rentan, termasuk Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus pyogenes, Moraxella catarrhalis, Neisseria gonorrhoeae, Helicobacter pylori, dan Campylobacter spp.[4,5]
Farmakokinetik
Absorpsi clarithromycin sangat cepat dengan konsentrasi puncak yang dicapai dalam kurun waktu 2 jam sejak pemberian dosis obat. Clarithromycin dan metabolit aktifnya, 14-OH-(R)-clarithromycin menunjukkan distribusi yang luas dan memiliki konsentrasi di kompartemen intraseluler yang lebih tinggi dibandingkan di kompartemen ekstraseluler.[2-5]
Absorbsi
Clarithromycin diserap dengan baik dan cepat dari saluran pencernaan dengan bioavailabilitas sekitar 50%. Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma puncak sekitar 2-3 jam pada sediaan immediate release dan 5-8 jam pada sediaan extended release. Clarithromycin dapat dikonsumsi bersama makanan dan sangat stabil dengan adanya asam lambung.[2-4]
Distribusi
Clarithromycin didistribusikan secara luas ke sebagian besar jaringan dan cairan tubuh, termasuk dapat melintasi plasenta dan disekresikan dalam ASI. Sekitar 80% clarithromycin terikat pada protein plasma dalam darah.[2-4]
Metabolisme
Clarithromycin dimetabolisme secara ekstensif di hati oleh isoenzim CYP3A4 dan mengalami metabolisme lintas pertama yang ekstensif menjadi 14-OH-(R)-clarithromycin (metabolit aktif).[2-4]
Hidroksilasi clarithromycin bersifat stereospesifik, dengan mengubah senyawa dasar clarithromycin menjadi bentuk epimer 14-(R) dan 14-(S). Bentuk R merupakan epimer yang dominan ditemukan di tubuh (jumlah lebih besar) dan memiliki aktivitas antimikroba terbesar. Metabolit yang berasal dari proses ini akan menjadi substrat bagi transformasi lanjutan sehingga menghasilkan metabolit sekunder yang kemudian dikeluarkan melalui feses.[4]
Eliminasi
Clarithromycin diekskresikan melalui urin, 20-40% sebagai obat tidak berubah serta 10-15% sebagai metabolit. Clarithromycin juga dikeluarkan ke feses, 5-10% sebagai obat yang tidak berubah. Waktu paruh eliminasi sediaan immediate release sekitar 3-7 jam dalam bentuk clarithromycin dan 5-9 jam dalam bentuk metabolit aktif (14-OH-(R)-clarithromycin).[2,3]
Resistensi
Clarithromycin dikenal sebagai antibiotik paling ampuh dalam pengelolaan infeksi H. pylori. Tingkat prevalensi terjadinya resistensi clarithromycin didapatkan sebesar 19,74% dan diperkirakan terus meningkat di seluruh dunia.[9,10]
Di Amerika Serikat, prevalensi resistensi isolat H. pylori terhadap clarithromycin mencapai >20%. Di kawasan Eropa, resistensi terendah dilaporkan dari Norwegia (5,9%), sedangkan tertinggi di Spanyol (32,01%) dan Portugal (42,35%). Sementara itu, di Asia frekuensi resistensi tinggi dilaporkan dari India (58,8%) dan China (46,54%), sedangkan tingkat terendah di Malaysia (2,4%).
Resistensi terhadap clarithromycin akan berdampak negatif terhadap keberhasilan terapi, seperti yang ditunjukkan pada penurunan angka kesembuhan setelah terapi pada pasien yang terinfeksi H. pylori resisten terhadap clarithromycin.[9-11]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita