Kontraindikasi dan Peringatan Dicloxacillin
Kontraindikasi dan peringatan terkait pemberian dicloxacillin adalah hipersensitivitas komponen obat ini dan risiko Clostridium difficile-associated diarrhoea (CDAD). Risiko perdarahan meningkat jika dicloxacillin digunakan bersamaan dengan agen antikoagulan.[3,5,16]
Kontraindikasi
Dicloxacillin dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap dicloxacillin, golongan penicillin lainnya, serta sefalosporin dan imipenem karena dapat timbul reaksi alergi hingga syok anafilaksis.
Penggunaan dicloxacillin bersamaan dengan vaksin hidup atau live attenuated vaccine tidak disarankan, karena dicloxacillin dapat menurunkan efikasi vaksin dan meningkatkan risiko efek samping.[3,5]
Peringatan
Peringatan penggunaan dicloxacillin adalah adanya risiko Clostridium difficile-associated diarrhoea (CDAD). Penggunaan dicloxacillin juga memerlukan perhatian khusus terkait peningkatan risiko perdarahan akibat interaksi dengan obat antikoagulan.
Clostridium difficile-associated diarrhoea (CDAD)
Clostridium difficile-associated diarrhoea (CDAD) adalah bagian dari antibiotic associated diarrhea (AAD). Terdapat beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya infeksi Clostridium difficile, yaitu jenis antibiotik yang digunakan, umur, dan status gizi. Kejadian CDAD juga dipengaruhi oleh dosis, jumlah, dan cara pemberian antibiotik.
Diare yang terjadi selama pemberian dicloxacillin maupun beberapa hari setelah pemberian dicloxacillin harus diwaspadai sebagai CDAD yang membutuhkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.[13,18,19]
Kolitis Pseudomembranosa Terkait Penggunaan Antibiotik
Diketahui bahwa penggunaan antibiotik sistemik, termasuk dicloxacillin, dapat menginduksi terjadinya kolitis pseudomembranosa terkait penggunaan antibiotik dengan tingkat keparahan ringan hingga mengancam nyawa.
Toksin yang dihasilkan oleh Clostridium difficile adalah penyebab utama kolitis pseudomembranosa. Pertumbuhan Clostridia berlebihan dapat terjadi akibat ketidakseimbangan pertumbuhan flora normal di dalam kolon karena adanya pemberian antibiotik. Maka dari itu, peresepan dicloxacillin harus rasional dan memerlukan perhatian khusus terutama pada pasien dengan riwayat kolitis, seperti kolitis ulseratif dan penyakit infeksi gastrointestinal lain.[13,19]
Penggunaan Bersamaan dengan Antikoagulan
Penggunaan dicloxacillin bersamaan dengan warfarin dapat menghasilkan interaksi obat yang signifikan yang meningkatkan risiko perdarahan. Apabila dicloxacillin harus digunakan bersamaan dengan antikoagulan, lakukan pemantauan ketat atau pertimbangkan penyesuaian dosis.[3,16]
Riwayat Alergi dan Asthma
Dicloxacillin harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat alergi dan asthma, karena risiko reaksi hipersensitivitas terhadap dicloxacillin dan golongan penicillin lainnya lebih besar pada populasi ini.[13,20]