Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Lincomycin
Penggunaan lincomycin pada ibu hamil dan menyusui masih kontroversi, sehingga hanya diberikan bila keuntungan lebih besar daripada risiko terhadap janin, bayi, maupun ibu. Pada kehamilan, lincomycin masuk kategori C oleh FDA dan kategori A oleh TGA. Sedangkan pada ibu menyusui, lincomycin diekskresikan melalui ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan lincomycin pada kehamilan masuk dalam kategori C oleh Food and Drug Administration (FDA). Sementara, Therapeutic Goods Administration (TGA) memasukkan lincomycin ke dalam kategori A.
Lincomycin dikatakan dapat melewati plasenta dengan akumulasi yang tidak signifikan pada cairan amniotik. Belum adanya studi dan bukti klinis yang cukup akan adanya efek teratogenik sehingga lincomycin diberikan hanya bila keuntungan lebih besar dibanding risiko.
Pemberian antibiotik lincomycin disarankan untuk infeksi spesifik oleh bakteri anaerob dan gram positif. Serta pada kondisi di mana pemberian penisilin, sefalosporin, dan makrolida tidak efektif.[2,8,10,15-17]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Lincomycin dapat terdistribusi pada air susu ibu (ASI) dengan konsentrasi 0,5−2,4 µg/mL. Sedangkan studi mengenai risiko efek samping yang berbahaya untuk bayi <1 bulan belum diketahui, sehingga perlu dipertimbangkan penghentian obat atau penghentian proses menyusui apabila obat tetap perlu dikonsumsi.[2,8,17]