Kontraindikasi dan Peringatan Piperacillin
Kontraindikasi piperacillin adalah adanya riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap obat golongan penisilin lain, serta perlu berhati-hati pada pasien dengan riwayat alergi pada sefalosporin, atau karbapenem. Peringatan penggunaan piperacillin diperlukan pada pasien dengan gangguan koagulasi, pasien fibrosis kistik, dan pasien yang membutuhkan restriksi natrium.[1,4,6]
Kontraindikasi
Kontraindikasi mutlak pemberian piperacillin adalah adanya reaksi hipersensitivitas terhadap piperacillin atau penicillin dan derivat lain. Pasien dengan riwayat alergi terhadap sefalosporin dan karbapenem juga sebaiknya tidak diberikan piperacillin karena ada risiko reaksi silang. Reaksi hipersensitivitas yang muncul dapat sampai mengancam jiwa berupa syok dan distres pernapasan.[4,6]
Peringatan
Pasien dengan riwayat penggunaan antibiotik dalam jangka waktu yang lama, termasuk piperacillin, berisiko mengalami diare terkait Clostridium difficile (CDAD). CDAD terjadi karena terdapat ketidakseimbangan flora di usus. Gejala CDAD yang dialami dapat bersifat ringan, sampai kolitis. Jika terjadi CDAD, pemberian antibiotik yang tidak secara langsung melawan Clostridium difficile perlu dihentikan. Selain itu, pemberian cairan, protein, dan elektrolit yang adekuat juga perlu dilakukan.
Penggunaan piperacillin pada organisme yang resisten terhadap piperacillin dapat menyebabkan superinfeksi, sehingga respon klinis pasien perlu diperhatikan dengan seksama.
Risiko perdarahan pada pasien yang menggunakan piperacillin juga meningkat. Selain perdarahan, risiko eksitabilitas neuromuskular dan kejang juga meningkat. Dua kejadian ini lebih sering ditemukan pada pasien dengan gangguan ginjal. Jika ditemukan tanda-tanda perdarahan atau peningkatan eksitabilitas neuromuskular, penggunaan piperacillin harus dihentikan.[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani