Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Pyrazinamide general_alomedika 2023-08-04T14:11:21+07:00 2023-08-04T14:11:21+07:00
Pyrazinamide
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Pyrazinamide

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Pengawasan klinis pyrazinamide diperlukan terkait risiko hepatotoksisitas. Lakukan pengukuran parameter laboratorium fungsi hati sebelum memulai terapi, secara berkala, serta apabila muncul tanda dan gejala hepatotoksisitas.[3,8-10]

Pemantauan Laboratorium

Pemeriksaan fungsi hati dan asam urat serum perlu dilakukan sebelum memulai terapi pyrazinamide, dan setiap 2-4 minggu selama terapi. Follow up dilakukan terutama pada pasien dengan penyakit hati atau berisiko tinggi mengalami drug-induced liver injury (DILI), seperti pada peminum alkohol.[3,8]

Pemantauan Reaksi Alergi

Selama terapi, perlu diawasi munculnya reaksi alergi. Jika terjadi reaksi alergi dengan gejala gatal tanpa ruam kulit, terapi dapat dilanjutkan dengan pemantauan dan diberikan terapi simtomatik dengan antihistamin dan pelembab kulit.

Namun, jika terjadi ruam kulit, pyrazinamide dan semua obat antituberkulosis lain dihentikan.Setelah reaksi alergi teratasi, dilakukan desensitisasi obat antituberkulosis, yaitu obat antituberkulosis diberikan kembali satu persatu dengan dosis yang dinaikkan bertahap selama 3 hari untuk masing-masing obat dengan urutan sebagai berikut:

Isoniazid diberikan:

  • Hari ke-1: 50 mg
  • Hari ke-2: 300 mg
  • Hari ke-3 dan seterusnya: 300 mg

Rifampicin diberikan:

  • Hari ke-4: 75 mg
  • Hari ke-5: 300 mg
  • Hari ke-6 dan seterusnya: dosis penuh

Pyrazinamide diberikan:

  • Hari ke-7: 250 mg
  • Hari ke-8: 1000 mg
  • Hari ke-9 dan seterusnya: dosis penuh

Ethambutol diberikan:

  • Hari ke-10: 100 mg
  • Hari ke-11: 500 mg
  • Hari ke-12 dan seterusnya: dosis penuh

Jika telah diketahui obat antituberkulosis yang menyebabkan reaksi alergi, regimen terapi dapat dilanjutkan tanpa obat antituberkulosis penyebab tersebut. Desensitisasi obat dikontraindikasikan pada reaksi hipersensitivitas yang tidak dimediasi oleh imunoglobulin E (IgE), seperti sindrom Stevens-Johnson.[9,10]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Catherine Ranatan

 

Referensi

3. MIMS Pyrazinamide. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pyrazinamide?mtype=generic
8. American Society of Health-System Pharmacists. Pyrazinamide. 2022. https://www.drugs.com/monograph/pyrazinamide.html
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tatalaksana Tuberkulosis. 2020. https://tbindonesia.or.id/download/9840/?tmstv=1683884349
10. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis. 2021. https://klikpdpi.com/bukupdpi/wp-content/uploads/2022/08/BUKU-GUIDELINE-TB-2021.pdf

Kontraindikasi dan Peringatan Py...

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.