Efek Samping dan Interaksi Obat Bleomycin
Efek samping bleomycin atau bleomisin yang paling ditakutkan adalah bleomycin pulmonary toxicity (BPT) atau toksisitas paru pada penggunaannya. Efek samping BPT merupakan yang paling serius, di mana pasien berisiko mengalami pneumonitis yang dapat berkembang menjadi fibrosis paru.
Efek samping bleomycin yang paling sering adalah reaksi kulit, seperti eritema, hiperpigmentasi, striae, dan vesikulasi. Interaksi bleomycin terutama adalah dengan cisplatin yang dapat meningkatkan toksisitas.[4,10]
Efek Samping
Efek samping serius dari pemberian bleomisin adalah bleomycin pulmonary toxicity (BPT) yang berisiko kematian. Pasien dengan BPT dapat mengalami gagal napas dengan prognosis yang buruk. Efek samping pemberian bleomycin paling sering adalah reaksi pada kulit, meliputi eritema, hiperpigmentasi, striae, dan vesikulasi.[4,9,10,20]
Selain itu, dapat ditemukan pengelupasan kulit, penebalan kulit dan bantalan kuku, hiperkeratosis, dan ulserasi. Manifestasi ini biasanya terjadi pada minggu ke–2 dan ke–3 terapi, saat dosis kumulatif mencapai 150–200 unit.[4,9,10]
Bleomycin dapat memberikan efek samping umum berupa demam dan menggigil yang segera timbul dan sering terjadi, serta nyeri pada area tumor. Kejadian anafilaksis juga dapat terjadi pada pemberiannya. Efek samping lainnya juga melibatkan berbagai sistem organ seperti kardiovaskular, kulit, gastrointestinal, dan lain–lain.[4,9,10]
Sistem Kardiovaskular
Efek samping bleomycin pada sistem kardiovaskular yang segera timbul pada pemberiannya adalah hipertensi, tetapi hal ini jarang terjadi. Sedangkan efek samping lainnya adalah tromboemboli arteri dan pleuroperikarditis (jarang).[4,9,10]
Sistem Integumen
Pada kulit atau sistem integumen, bleomycin juga dapat memberikan efek samping segera setelah pemberian, yaitu radiation recall reaction, tetapi hal ini jarang terjadi. Pada tempat injeksi, dapat terjadi flebitis segera setelah penyuntikan, tetapi jarang terjadi.
Efek samping lain yang juga dapat terjadi pada awal pemberian adalah alopecia (parsial), pruritus, dan eritema. Sedangkan efek samping tertunda yang dapat timbul adalah kelainan kuku dan hiperpigmentasi.[4,9,10]
Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier
Pada sistem gastrointestinal, efek samping yang sering dan segera terjadi setelah ditemukan adalah mual dan muntah, tetapi efek samping ini ringan. Efek samping lainnya adalah anoreksia, mukositis, dan penurunan berat badan.
Penggunaan bleomycin juga berhubungan dengan peningkatan marker fungsi hepar yang jarang terjadi.[4,9,10]
Sistem Hematologi
Efek samping hematologi yang dapat ditemukan adalah disseminated intravascular coagulation (DIC) dan sindrom uremik hemolisis, tetapi jarang terjadi.[4,9,10]
Efek Samping Lainnya
Efek samping lain yang dapat terjadi adalah gangguan fungsi ginjal (jarang) dan iskemia perifer atau penyakit Raynaud.[4,9,10]
Interaksi Obat
Interaksi bleomycin dengan cisplatin dapat meningkatkan toksisitas bleomycin dengan cara mengurangi eliminasi bleomycin, sehingga meningkatkan risiko bleomycin pulmonary toxicity (BPT). Kombinasi bleomycin dan cisplatin meningkatkan nefrotoksisitas, karena penurunan klirens dan meningkatkan waktu paruh bleomycin dalam tubuh. Oleh karena itu, harus dilakukan pengawasan klinis terhadap efek toksisitas tersebut.[4,10]
Interaksi bleomycin dengan digoxin dan fenitoin dapat menurunkan efek digoxin karena menurunkan absorpsi digoksin. Penanganan yang perlu dilakukan bila terjadi interaksi obat adalah memonitor kadar digoksin atau fenitoin dalam serum. Bila perlu, sesuaikan dosis.[4,10]
Interaksi pemberian bleomycin dengan suplementasi oksigen dapat menyebabkan hiperoksia, sehingga yang berefek pada peningkatan pembentukan radikal bebas dan risiko fibrosis pada paru.
Pemberian oksigen pada pasien yang diterapi dengan bleomycin dilakukan dengan dosis rendah, yaitu dengan target saturasi saat titrasi oksigen sebesar 88‒90%. Target tidak dapat disamakan dengan pasien tanpa bleomycin (goal lebih dari 94%).[20]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli