Farmakologi Erlotinib
Secara farmakologi, erlotinib adalah inhibitor protein kinase yang menghambat aktivitas kinase epidermal growth factor receptor (EGFR) yang berperan dalam kesintasan dan proliferasi sel-sel tumor. Erlotinib diabsorbsi melalui rute peroral, dimetabolisme di liver, dan dieliminasi melalui feses serta urine.
Farmakodinamik
Erlotinib merupakan inhibitor protein kinase yang memiliki target epidermal growth factor receptor (EGFR). Sel normal dan sel tumor sama-sama mengekspresikan EGFR. Pada sel tumor tertentu, EGFR berperan dalam kesintasan dan proliferasi sel-sel tumor, terlepas dari status mutasi EGFR.
Erlotinib menginhibisi aktivitas kinase EGFR, sehingga mencegah autofosforilasi residu tirosin yang berhubungan dengan reseptor dan dapat menghambat ekspresi sinyal lebih lanjut. Sasaran terapi dengan erlotinib adalah non-small cell lung cancer dengan EGFR yang mengalami delesi exon 19 atau mutasi substitusi exon 21 (L858R). Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk kasus kanker pankreas.[1,2]
Farmakokinetik
Erlotinib diberikan melalui rute peroral, dimetabolisme di hepar, dan dieliminasi melalui feses serta urine. Waktu paruh erlotinib dalam tubuh adalah sekitar 36,2 jam.
Absorbsi
Sekitar 60% dosis erlotinib akan diabsorbsi setelah pemberian oral. Konsentrasi plasma puncak tercapai sekitar 4 jam setelah pemberian. Konsumsi obat ini dengan makanan meningkatkan bioavailabilitas erlotinib sekitar 100%.[2]
Distribusi
Sekitar 93% dosis erlotinib terikat pada albumin plasma dan alpha-1 acid glycoprotein (AAG). Erlotinib memiliki volume distribusi sebesar 232 liter.[2]
Metabolisme
Erlotinib akan dimetabolisme di hepar, terutama oleh enzim CYP3A4. Enzim lain yang berperan adalah CYP1A2 dan CYPA1 isoform ekstrahepatik. Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma steady state adalah 7–8 hari.[2]
Eliminasi
Waktu paruh erlotinib adalah 36,2 jam. Setelah dosis oral 100 mg, 91% dosis ditemukan pada feses sebanyak 83% (1% intact) dan urine sebanyak 8% (0,3% intact).[2]