Indikasi dan Dosis Erlotinib
Indikasi utama erlotinib adalah untuk terapi non-small cell lung cancer (NSCLC) pada pasien dengan mutasi gen tertentu. Selain itu, obat ini juga dikombinasikan dengan gemcitabine untuk terapi kanker pankreas. Dosis erlotinib yang digunakan tergantung pada kondisi medis tiap pasien dan respons terhadap terapi. Penggunaan pada anak belum diketahui efikasi dan keamanannya.[1,2]
Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC)
Erlotinib diindikasikan untuk orang dewasa dengan NSCLC metastasis yang tumornya memiliki delesi exon 19 atau mutasi substitusi exon 21 (L858R) pada epidermal growth factor receptor (EGFR). Dosis dewasa yang dianjurkan adalah 150 mg/hari, dikonsumsi saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).
Kanker Pankreas
Pada kasus kanker pankreas, dosis dewasa yang dianjurkan adalah 100 mg/hari dan dikombinasikan dengan gemcitabine. Obat dikonsumsi saat perut kosong.[2,8]
Penyesuaian Dosis
Pemberian erlotinib bersama obat-obatan tertentu dapat memicu interaksi obat. Oleh karena itu, penyesuaian berupa pengurangan atau penambahan dosis diperlukan.[2,8]
Pengurangan Dosis
Dosis dikurangi bila ada efek samping berat pada pemberian bersama inhibitor CYP3A4 kuat, misalnya atazanavir, clarithromycin, indinavir, itraconazole, ketoconazole, ritonavir, nefazodone, nelfinavir, saquinavir, telithromycin, troleandomycin, voriconazole, dan jus buah grapefruit.
Selain itu, dosis juga dikurangi bila ada pemberian bersama obat yang menginhibisi CYP3A4 dan CYP1A2 sekaligus, contohnya ciprofloxacin. Bila terapi dimulai kembali setelah penundaan akibat toksisitas, dosis juga perlu dikurangi.[2,8]
Penambahan Dosis
Dosis erlotinib perlu ditambah bila diberikan bersama inducer CYP3A4, contohnya rifampin, rifabutin, rifapentine, phenytoin, carbamazepine, dan phenobarbital. Dalam hal ini, dosis dinaikkan sebanyak 50 mg dengan interval 2 minggu hingga sebanyak yang dapat ditoleransi pasien (dosis maksimal 450 mg).
Pasien yang merupakan perokok aktif juga perlu menerima peningkatan dosis erlotinib. Dosis dinaikkan sebanyak 50 mg dengan interval 2 minggu hingga dosis maksimal 300 mg dan langsung dikurangi menjadi dosis yang direkomendasikan setelah pasien bisa berhenti merokok.[2,8]