Efek Samping dan Interaksi Obat Vinblastine
Vinblastine memiliki efek samping bervariasi, dari leukopenia hingga alopecia. Interaksi dengan obat lain terutama yang menghambat enzim CYP3A dapat meningkatkan konsentrasi vinblastine.
Efek Samping
Efek samping vinblastine dipengaruhi oleh dosis yang diberikan. Sebagian besar efek samping, dengan pengecualian epilasi, leukopenia, dan defisit neurologis, biasanya tidak berlangsung lebih dari 24 jam. Berikut adalah efek samping vinblastine:
- Darah: leukopenia (granulositopenia), anemia, trombositopenia
Leukopenia maksimal dicapai setelah 7-10 hari pemberian, dengan pemulihan berlangsung selama tujuh hari berikutnya.
Vinblastine biasanya tidak menurunkan kadar trombosit secara signifikan apabila tidak ada kerusakan sumsum tulang oleh radioterapi sebelumnya atau obat onkolitik lainnya. Trombositopenia berat <200.000 sel/mm3 membaik dengan cepat dalam beberapa hari.
- Kulit: alopecia
- Pencernaan: konstipasi, anoreksia, mual, muntah, nyeri perut, ileus, faringitis, diare, enterokolitis hemoragik, perdarahan dari ulkus peptikum yang sudah ada, perdarahan rektum
- Sistem saraf: parestesia, hilangnya refleks tendon, neuritis perifer, depresi, sefalgia, kejang
Vinblastine jarang menyebabkan kerusakan nervus kranial vestibulokoklear. Manifestasi yang pernah dilaporkan adalah penurunan pendengaran parsial atau total dan ketidakseimbangan seperti pusing, nistagmus, dan vertigo.
- Kardiovaskular: hipertensi
Infark miokard akut, angina pektoris, sindrom koroner akut, dan fenomena Raynaud pernah dilaporkan pada pasien yang mendapat kombinasi kemoterapi vinblastine, bleomycin, dan cisplatin.
- Pernapasan: dispnea, bronkospasme.
Efek samping ini terutama dilaporkan pada penggunaan vinblastine pada pasien yang juga menerima mitomycin.
- Sistem reproduksi: infertilitas
Pria yang mendapatkan terapi vinblastine berisiko mengalami aspermia. Penelitian pada hewan menunjukkan terhambatnya fase metafase dan perubahan degeneratif pada sel punca.[9]
- Lain-lain: lemas, nyeri tulang, nyeri pada daerah tumor, nyeri rahang, stomatitis. Syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone (SIADH) dilaporkan pada pemberian dosis yang melebihi rekomendasi.[3,4]
Interaksi Obat
Interaksi vinblastine perlu diwaspadai jika dikonsumsi bersama obat-obat penghambat isoenzim CYP3A, seperti erythromycin, clarithromycin, dan golongan antifungi azol, seperti ketoconazole, yang dapat meningkatkan konsentrasi vinblastine.
Penggunaan vinblastine bersama obat-obat kombinasi tersebut dapat menyebabkan onset kerja vinblastine yang lebih awal dan/atau peningkatan keparahan efek samping. Terdapat kasus peningkatan toksisitas vinblastine pada pasien yang juga mengonsumsi erythromycin.[3,12]
Vinblastine menurunkan konsentrasi phenytoin sebagai antikonvulsan, meskipun mekanisme interaksi ini masih belum diketahui. Vinblastine sendiri memiliki efek samping kejang, sehingga penggunaannya bersamaan dengan phenytoin dapat meningkatkan aktivitas kejang.
Keseluruhan interaksi obat vinblastine adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Interaksi Obat Vinblastine[21]
Interaksi Obat | Nama Obat |
Meningkatkan risiko ototoksik | amikacin, cisplatin, furosemide, gentamicin, neomisin, streptomisin |
Meningkatkan risiko neuropati perifer | amiodarone, cisplatin, isoniazid, lamivudin, phenytoin |
Meningkatkan risiko mielosupresi | azathioprine, bleomycin, busulfan, cisplatin, clozapine, siklofosfamid, doxorubicin, etosuximide, linezolid, metotreksat, mitomycin, olanzapine, propiltiourasil, sulfametoksazol |
Meningkatkan risiko infeksi sistemik | vaksin BCG, vaksin influenza, vaksin MMR, vaksin rotavirus, vaksin varicella |
Meningkatan risiko tromboembolisme | bleomycin, siklofosfamid, doxorubicin, metotreksat, mitomycin, asam traneksamat |
Meningkatkan konsentrasi vinblastine | aprepitant, atazanavir, clarithromycin, diltiazem, erythromycin, fluconazole, ketoconazole, miconazole |
Menurunkan konsentrasi vinblastine | apalutamide, carbamazepine, fenobarbital, phenytoin, rifampicin |
Meningkatkan risiko gagal napas | mitomycin |