Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vinblastine
Penggunaan vinblastine pada kehamilan dan ibu menyusui tidak direkomendasikan. Penggunaannya pada dua kelompok ini perlu menimbang besar manfaat dan risiko.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori D (FDA): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Kategori D (TGA): obat yang menyebabkan, dicurigai menyebabkan, atau dapat diprediksi menyebabkan peningkatan insidensi malformasi fetus atau kerusakan ireversibel.
Data mengenai penggunaan vinblastine pada kehamilan manusia sangat terbatas. Berbagai penelitian eksperimental pada hewan menunjukkan vinblastine memiliki sifat embriotoksisitas, teratogenik, abortifasien, dan mengganggu fertilitas. Wanita usia produktif yang mengonsumsi vinblastine disarankan untuk menghindari kehamilan.
Apabila vinblastine digunakan selama kehamilan, atau saat masa terapi pasien mengalami kehamilan, pasien harus diinformasikan mengenai potensi bahaya yang mungkin terjadi pada fetus.[3,9]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Hingga saat ini, masih belum diketahui apakah vinblastine diekskresikan melalui ASI. Meskipun demikian, dikarenakan potensi bahaya obat ini bagi bayi, tidak disarankan menyusui pada saat mendapatkan terapi vinblastine. Pada ibu menyusui, keputusan untuk menghentikan pemberian ASI atau menghentikan obat harus diambil berdasarkan pentingnya dan manfaat vinblastine bagi ibu.[3,9]