Kontraindikasi dan Peringatan Chlorambucil
Kontraindikasi absolut penggunaan chlorambucil adalah pasien dengan riwayat alergi obat ini dan sedang menjalani masa kehamilan. Peringatan penggunaan chlorambucil adalah pada pasien yang telah menjalani radioterapi dan pada pasien yang memiliki risiko untuk jatuh, misalnya gangguan gait atau penyakit Parkinson.
Kontraindikasi
Chlorambucil tidak boleh digunakan pada orang yang telah menunjukkan resistensi sebelumnya dan pada orang yang telah menunjukkan hipersensitivitas terhadap chlorambucil. Reaksi hipersensitivitas silang terhadap agen alkilasi lain dapat terjadi.[7]
Chlorambucil juga tidak direkomendasikan dikonsumsi bersamaan dengan pemberian vaksin hidup (live vaccine) salah satunya vaksin tiphoid, karena respon antibodi terhadap vaksin akan tidak optimal.[21]
Kontraindikasi lain penggunaan chlorambucil:
- Infeksi
Leukemia akut
- Gangguan fungsi hati dan ginjal
- Kejang
- Kehamilan dan ibu menyusui
- Depresi sumsum tulang[3,7]
Peringatan
Chlorambucil tidak boleh diberikan dalam dosis penuh sebelum 4 minggu setelah terapi radiasi atau kemoterapi penuh karena kerentanan sumsum tulang terhadap kerusakan. Jumlah neutrofil dan trombosit yang rendah atau limfositosis perifer menunjukkan infiltrasi sumsum tulang.
Jika hal ini dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan sumsum tulang, dosis harian chlorambucil tidak boleh melebihi 0,1 mg/kgBB. Jumlah neutrofil yang rendah dapat menyebabkan rentannya terkena infeksi atau yang dikenal dengan febrile neutropenia. Febrile neutropenia harus ditatalaksana dengan segera pasca kemoterapi.
Chlorambucil relatif bebas dari efek samping gastrointestinal atau bukti toksisitas lain selain dari efek depresi sumsum tulang. Pada manusia, dosis oral tunggal 20 mg atau lebih dapat menyebabkan mual dan muntah.[7]
Penggunaan chlorambucil harus diwaspadai pada orang yang berisiko jatuh, misalnya orang dengan gangguan gait atau penyakit Parkinson, karena penurunan kadar platelet menyebabkan peningkatan risiko perdarahan, termasuk perdarahan intrakranial bila pasien jatuh.[1]
Penyesuaian dosis perlu dilakukan pada pasien lansia.[19]
Penting untuk menghentikan konsumsi chlorambucil bila alergi atau ketika akan melakukan pemberian vaksin hidup karena respon antibodi menjadi tidak optimal.[20]
Penghentian Obat Chlorambucil
Penggunaan obat chlorambucil harus dihentikan bila terdapat reaksi alergi yang fatal seperti sindrom Steven-Johnson, walaupun kejadiannya jarang. Selain itu, chlorambucil juga harus dihentikan bila terdapat tanda-tanda overdosis misalnya kejang fokal maupun generalisata, gagal liver akut atau gagal ginjal akut.
Pada pasien dengan gagal ginjal akut, klirens kreatinin <30 mL/menit, dan pada gangguan fungsi hati sedang dan berat, chlorambucil sebaiknya dihentikan.[19]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja