Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Levonorgestrel Implan
Penggunaan pada kehamilan dan ibu menyusui levonorgestrel implan tidak disarankan karena menurut berdasarkan FDA, kategori penggunaan levonorgestrel implan pada kehamilan adalah kategori X. Pada ibu menyusui, levonorgestrel dapat menurunkan produksi ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
Levonorgestrel tergolong kategori X oleh FDA. Artinya, studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin. Obat dalam kategori ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil.
Implan levonorgestrel sebaiknya dilepas jika terjadi kehamilan. Penelitian saat ini masih kesulitan untuk membuktikan terjadinya malformasi kongenital akibat implan levonorgestrel. Namun secara teori, penggunaan kontrasepsi hormon dapat menyebabkan virilisasi pada fetus sehingga sebaiknya dilepas.[8]
Kontrasepsi emergensi dengan levonorgestrel tidak diberikan jika dicurigai sudah terjadi kehamilan karena levonorgestrel darurat tidak lagi bermanfaat setelah terjadi implantasi. Penelitian pada tahun 2009 menyatakan bahwa tidak terdapat peningkatan risiko terjadinya komplikasi saat kehamilan dan persalinan pada 31 wanita hamil yang sebelumnya mengonsumsi kontrasepsi emergensi. Penelitian tersebut juga melaporkan tidak ada peningkatan risiko malformasi kongenital mayor. Meskipun jumlah sampel yang digunakan tidak banyak, penelitian ini konsisten dengan penelitian serupa yang dilakukan pada tahun 2008.[14]
Pada pasien yang menggunakan intrauterine device (IUD) dengan levonorgestrel, manipulasi atau pelepasan IUD dapat menyebabkan abortus. Jika IUD dipertahankan, dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus, infeksi, persalinan prematur, dan kelainan kongenital pada janin. Keputusan untuk mengambil IUD atau tidak diserahkan kepada pasien.
Pada beberapa kasus, benang IUD tidak tervisualisasi sehingga tidak memungkinkan untuk melepas IUD. Suatu laporan kasus pada tahun 2012 menyatakan bahwa seorang wanita 30 tahun mengalami kehamilan saat memakai IUD yang mengandung levonorgestrel. Pada kasus tersebut, kehamilan dan persalinan berjalan lancar. Bayi juga tidak mengalami malformasi kongenital.[15]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Levonorgestrel dikeluarkan melalui ASI dalam konsentrasi yang sedikit, yaitu 0,1% dibandingkan kadar dalam plasma ibu. Meskipun sedikit, jumlah steroid ini mampu dideteksi dalam plasma bayi. Penelitian saat ini belum menemukan adanya efek samping levonorgestrel yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun, perlu diperhatikan levonorgestrel dapat menurunkan produksi ASI.[8,11]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja