Efek Samping dan Interaksi Obat Drospirenone
Efek samping yang paling sering terjadi pada penggunaan drospirenone adalah acne, perdarahan uterus abnormal, sakit kepala, rasa nyeri dan tegang pada payudara, dan peningkatan berat badan. Interaksi obat dapat meningkatkan klirens drospirenone, meningkatkan konsentrasi plasma drospirenone, ataupun meningkatkan kadar kalium.[2,4]
Efek Samping
Drospirenone dapat menyebabkan efek samping berupa acne, perdarahan uterus abnormal, sakit kepala, rasa nyeri dan tegang pada payudara, peningkatan berat badan, dismenore, mual, perdarahan vagina, penurunan libido, dan menstruasi yang tidak teratur. Efek samping selengkapnya adalah:
- Genitourinari: Metrorrhagia, dismenore, perdarahan vagina, menstruasi iregular, amenore
- Metabolik: Peningkatan berat badan, hiperkalemia
- Endokrin: Nyeri dan tegang pada payudara
- Psikiatri: Penurunan libido
- Sistem saraf: Sakit kepala
- Gangguan kulit: Acne[2,4,14,15]
Interaksi Obat
Terdapat potensi interaksi obat pada penggunaan drospirenone yang dapat mengubah aspek farmakokinetik obat.
Penurunan Klirens Drospirenon
Barbiturat, carbamazepine, phenytoin, rifampicin, ritonavir, nevirapine, dan efavirenz berpotensi mengurangi efikasi drospirenone karena dapat meningkatkan klirens drospirenone.[2,8]
Peningkatan Konsentrasi Drospirenone
Fluconazole, itraconazole, ketoconazole, clarithromycin, dan erythromycin dapat menghambat metabolisme drospirenone sehingga meningkatkan konsentrasi drospirenone di plasma.[2,8]
Peningkatan Kalium Plasma
Spironolactone dan eplerenone berpotensi menyebabkan hiperkalemia jika diberikan bersama drospirenone karena efek sinergistiknya dalam meningkatkan kadar kalium plasma.[2,8]