Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Prazosin
Penggunaan prazosin pada kehamilan masuk dalam FDA Kategori C. Pada ibu menyusui, prazosin diketahui dikeluarkan ke ASI.[1,3]
Penggunaan pada Kehamilan
Prazosin masuk dalam FDA Kategori C. Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin. Namun, belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko pada janin.[1]
Sementara itu, TGA memasukkan prazosin dalam Kategori B2. Obat ini telah digunakan oleh sejumlah wanita hamil terbatas dan sejumlah wanita usia produktif tanpa peningkatan kejadian malformasi maupun efek buruk pada janin secara langsung maupun tidak langsung. Studi pada hewan juga masih terbatas, tetapi tidak ada bukti peningkatan kerusakan janin.[5]
Masih belum ada penelitian yang memadai dan terkontrol dengan baik yang mengevaluasi keamanan penggunaan prazosin selama kehamilan. Prazosin digunakan selama kehamilan hanya dalam kasus di mana manfaatnya lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Dalam kasus tertentu di mana kontrol tekanan darah diperlukan selama kehamilan dan alternatif terapi lain tidak tersedia, prazosin telah digunakan dan belum ada laporan efek pada janin atau neonatus.[3]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Informasi terbatas menunjukkan bahwa prazosin dikeluarkan ke ASI. Karena data yang tersedia masih sedikit, obat alternatif lebih disukai pada ibu menyusui, terutama saat menyusui bayi baru lahir atau bayi prematur.[1,9]