Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Guaifenesin
Penggunaan guaifenesin pada kehamilan masuk dalam kategori C oleh FDA dan kategori A oleh TGA. Pada ibu menyusui, tidak diketahui apakah guaifenesin dapat diekskresikan ke ASI atau tidak.[3,4,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Menurut FDA, guaifenesin masuk dalam kategori C. Kategori C berarti studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[3,9,13]
Menurut TGA, guaifenesin pada kehamilan masuk kategori A. Artinya, obat ini telah diminum oleh sejumlah besar wanita hamil dan wanita usia subur tanpa ada bukti peningkatan frekuensi terjadinya malformasi, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), serta efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin.[5,8]
Hasil studi pada tikus coba menunjukkan bahwa risiko abnormalitas fetal akibat penggunaan guaifenesin belum dapat sepenuhnya disingkirkan. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa dosis yang digunakan dalam studi ini adalah dosis yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan dosis yang direkomendasikan pada manusia.[4]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Tidak diketahui apakah guaifenesin dapat diekskresikan ke ASI atau tidak, sehingga penggunaannya harus hati-hati pada ibu menyusui. Terdapat kemungkinan adanya reaksi merugikan yang serius pada bayi yang disusui, sehingga penggunaan obat ini pada ibu menyusui perlu mempertimbangkan dengan seksama manfaat dan risiko klinis dari pengobatan atau menghentikan menyusui.[2,3]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli