Efek Samping dan Interaksi Obat Cilostazol
Efek samping cilostazol yang umum dilaporkan adalah sakit kepala, diare, dan palpitasi. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan bersama obat inhibitor CYP3A4 seperti diltiazem dan erythromycin.[1,2]
Efek Samping
Cilostazol umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang timbul biasanya bersifat ringan dan tidak memerlukan penghentian obat. Efek samping yang paling umum dikeluhkan adalah sakit kepala, diare, dan palpitasi.[1,2]
Efek samping cilostazol secara lebih lengkap adalah sebagai berikut:
- Sistem saraf: sakit kepala, pusing, tinnitus, ansietas, insomnia, neuralgia, serta perdarahan intrakranial
- Gastrointestinal: diare, anoreksia, kolitis, ulkus duodenum, perdarahan saluran cerna, kolelitiasis, dan edema lidah
- Respirasi: epistaksis, pneumonia, hemoptysis, sinusitis, dan perdarahan saluran napas
- Kardiovaskular: palpitasi, perpanjangan interval QT, hipotensi, infark miokard, aritmia, atrial fibrilasi, takikardi ventrikular, dan torsade de pointes
- Metabolik: hiperurisemia, gout, hiperlipidemia, dan hiperglikemia
- Oftalmologi: ambliopia, diplopia, perdarahan retina, dan konjungtivitis
- Dermatologi: urtikaria, perdarahan subkutan, dan ruam kulit
- Hematoimunologi: anafilaksis, anemia aplastik, agranulositosis, granulositopenia, pansitopenia, leukopenia, dan perdarahan spontan
- Genitourinaria: albuminuria, sistitis, perdarahan pervaginam, dan vaginitis
- Hepatobilier: peningkatan enzim hepar dan ikterus
- Lainnya: edema wajah, rasa menggigil, demam, nyeri dada, hot flushes[3]
Interaksi Obat
Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan cilostazol bersama obat-obatan yang metabolismenya melibatkan enzim sitokrom P450 (CYP).
Inhibitor CYP3A4
Cilostazol berinteraksi dengan obat inhibitor CYP3A4. Efek yang ditimbulkan adalah peningkatan kadar plasma cilostazol dan penurunan clearance. Contoh interaksi yang dimaksud adalah dengan obat-obat berikut:
- Golongan azole: fluconazole, itraconazole, ketoconazole, miconazole
- Antibiotik makrolid: erythromycin, clarithromycin
-
Selective serotonin-reuptake inhibitors (SSRI): fluoxetine, fluvoxamine, sertraline
- Antiretroviral: indinavir
- Lainnya: metronidazole, diltiazem, danazol[1]
Inhibitor CYP2C19
Cilostazol berinteraksi dengan inhibitor CYP2C19, termasuk omeprazole. Efek yang ditimbulkan adalah peningkatan konsentrasi plasma metabolit 3,4-dehydro-cilostazol. Gunakan secara hati-hati dan pertimbangkan pengurangan dosis.[1]
Antiplatelet dan Antikoagulan
Ada potensi efek aditif jika cilostazol digunakan bersama antiplatelet dan antikoagulan lain, misalnya clopidogrel, heparin, warfarin, dan dabigatran.[1,5]
Lovastatin
Ada potensi interaksi antara cilostazol dan lovastatin yang merupakan suatu substrat CYP3A4. Efek yang ditimbulkan adalah peningkatan kadar lovastatin dan penurunan kadar cilostazol. Namun, efek ini diduga tidak bermakna secara klinis.[1]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur