Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Cilostazol general_alomedika 2023-05-05T15:11:21+07:00 2023-05-05T15:11:21+07:00
Cilostazol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Cilostazol

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Indikasi utama cilostazol adalah untuk tata laksana klaudikasio intermittent. Cilostazol juga dipakai secara off-label untuk terapi preventif stroke, terapi setelah percutaneous coronary intervention atau PCI, dan terapi setelah pemasangan stent endovaskular pada penyakit arteri perifer. Dosis cilostazol yang umumnya digunakan adalah 100 mg, yang diberikan 2 kali sehari. Dosis mungkin perlu disesuaikan pada pasien tertentu.[6]

Terapi Klaudikasio Intermittent

Cilostazol diindikasikan untuk pasien dengan klaudikasio intermittent. American Heart Association menyatakan bahwa cilostazol terbukti efektif meningkatkan jarak berjalan pada pasien dengan klaudikasio intermittent dalam waktu 24 minggu pengobatan.[6]

Cilostazol diberikan secara peroral dalam dosis 100 mg, sebanyak 2 kali sehari. Apabila diberikan bersama inhibitor CYP3A4 seperti diltiazem, erythromycin, ketoconazole, dan itraconazole, pertimbangkan penurunan dosis menjadi 50 mg 2 kali sehari.[2,3]

Pada kasus klaudikasio intermittent, umumnya pasien akan mengalami pengurangan nyeri dan peningkatan jarak berjalan setelah 2–4 minggu terapi. Apabila tidak ada perbaikan gejala setelah 3 bulan, sarankan untuk menghentikan cilostazol.[2,3]

Terapi Setelah Percutaneous Coronary Intervention atau PCI

Cilostazol dapat digunakan untuk pasien setelah PCI. Umumnya, cilostazol digunakan sebagai triple anticoagulant bersama aspirin dan clopidogrel. Penambahan cilostazol menghasilkan frekuensi restenosis dan perdarahan yang lebih rendah daripada terapi dengan aspirin dan clopidogrel saja. Namun, indikasi ini masih bersifat off-label.[7,8]

Terapi Setelah Pemasangan Stent Endovaskular pada Penyakit Arteri Perifer

Pemberian cilostazol bersama aspirin pada pasien penyakit arteri perifer yang telah menjalani pemasangan endovascular stent dilaporkan menghasilkan angka restenosis yang lebih rendah daripada pemberian aspirin saja.[9]

Studi lain juga melaporkan bahwa kombinasi cilostazol dengan aspirin sebagai terapi preventif sekunder setelah terapi endovaskular pada pasien penyakit arteri perifer bisa menghasilkan angka kesembuhan yang lebih tinggi dan efek samping lebih rendah daripada kombinasi aspirin dan tiklopidin. Namun, indikasi cilostazol ini masih bersifat off-label.[10]

Pencegahan Stroke

Cilostazol dapat digunakan sebagai antitrombotik alternatif pada pasien dengan riwayat stroke iskemik atau transient ischemic attack (TIA). Monoterapi cilostazol dilaporkan memiliki efektivitas yang lebih baik untuk prevensi sekunder stroke daripada monoterapi antiplatelet lain seperti aspirin dan clopidogrel.[11]

Akan tetapi, penggunaan cilostazol sebagai terapi preventif stroke masih kontroversial. Beberapa studi tidak mendukung efektivitas cilostazol untuk pencegahan stroke.[12,13]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

2. Balinski AM, Preuss CV. Cilostazol. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544363/
3. Food and Drugs Administration. Highlights of prescribing information: Cilostazol. FDA. 2015. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2017/020863s024lbl.pdf
6. Gerhard-Herman M, Gornik H, Barrett C, et al. 2016 AHA/ACC Guideline on the Management of Patients With Lower Extremity Peripheral Artery Disease: Executive Summary: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines. Circulation. 2016;135(12):e686-725.
7. Bangalore S, Singh A, Toklu B, et al. Efficacy of cilostazol on platelet reactivity and cardiovascular outcomes in patients undergoing percutaneous coronary intervention: insights from a meta-analysis of randomised trials. Open Heart. 2015;2014(1):e000068
8. Xue Y, Feng Z-w, Li X-y, et al. The efficacy and safety of cilostazol as an alternative to aspirin in Chinese patients with aspirin intolerance after coronary stent implantation: a combined clinical study and computational system pharmacology analysis. Acta Pharmacologica Sinica. 2018;39(2018):205-12.
9. Iida O, Yokoi H, Soga Y, et al. Cilostazol reduces angiographic restenosis after endovascular therapy for femoropopliteal lesions in the Sufficient Treatment of Peripheral Intervention by Cilostazol study. Circulation. 2013;127(23):2307-15.
10. Iida O, Nanto S, Uematsu M, et al. Cilostazol reduces restenosis after endovascular therapy in patients with femoropopliteal lesions. Journal of Vascular Surgery. 2008;48(1):144-9.
11. Xie W, Zheng F, Zhong B, Song X. Long-Term Antiplatelet Mono- and Dual Therapies After Ischemic Stroke or Transient Ischemic Attack: Network Meta-Analysis. Journal of American Heart Association. 2015;4(8):e002259.
12. Kwok C, Shoamanesh A, Copley H, et al. Efficacy of antiplatelet therapy in secondary prevention following lacunar stroke: pooled analysis of randomized trials. Stroke. 2015;46(4):1014-23.
13. Malloy R, Kanaan A, Silva M, Donovan J. Evaluation of antiplatelet agents for secondary prevention of stroke using mixed treatment comparison meta-analysis. Clinical Therapeutics. 2013;35(10):1490-500.

Formulasi Cilostazol
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
    Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
  • Cilostazol Sebagai Terapi Preventif Primer Stroke dan Pencegahan Re-Stenting Pasca PCI
    Cilostazol Sebagai Terapi Preventif Primer Stroke dan Pencegahan Re-Stenting Pasca PCI
  • Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer
    Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer
  • Pedoman Penanganan Penyakit Arteri Perifer pada Ekstremitas Bawah 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan Penyakit Arteri Perifer pada Ekstremitas Bawah 2024 – Ulasan Guideline Terkini
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Desember 2022, 16:24
Sumbatan pembuluh darah di kaki - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertanyaApa gejala awal di curigai adanya sumbatan pada pembuluh darah perifer? Apa yg dpt di saran kan ke pasien utk mencegah...
Anonymous
Dibalas 09 Oktober 2022, 22:26
Pasien usia 48 tahun dengan tidak nyaman ketika berdiri maupun berjalan, kaki jadi dingin bila berdiri lama
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, konsul pasien usia 48 tahun dengan keluhan rasa tidak nyaman bila berdiri, membaik bila duduk dan istirahat, memberat bila berjalan. Kaki pasien...
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2022, 20:55
Posisi kaki pasien dengan penyakit arteri perifer
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya ingin bertanya, untuk posisi kaki pasien dengan nilai ABI 0,7 lebih baik seperti apa ya dok? Posisi kaki apakah harus datar atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.