Farmakologi Cilostazol
Secara farmakologi, cilostazol adalah inhibitor fosfodiesterase yang bisa menyebabkan vasodilatasi arteri dan inhibisi fungsi platelet. Obat ini diabsorpsi dengan baik setelah konsumsi peroral dan mayoritas akan dimetabolisme oleh CYP3A4.[1]
Farmakodinamik
Cilostazol kerap digunakan dalam penatalaksanaan klaudikasio intermittent. Cilostazol merupakan inhibitor fosfodiesterase III (PDE3). PDE3 adalah enzim yang terlibat dalam hidrolisis cyclic guanosine monophosphate (cGMP) dan hidrolisis cyclic adenosine monophosphate (cAMP).[1,2]
Enzim PDE3 terutama ditemukan dalam retikulum sarkoplasma kardiak dan otot polos pembuluh darah. Enzim ini terlibat dalam regulasi kontraktilitas otot polos jantung dan pembuluh darah.[1,2]
Cilostazol bekerja dengan menghambat aktivitas PDE3 dan mensupresi degradasi cAMP. Hal ini akan meningkatkan kadar cAMP di platelet dan pembuluh darah, yang lalu meningkatkan konsentrasi bentuk aktif protein kinase A (PKA). Peningkatan PKA inilah yang menginhibisi agregasi platelet dan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah.[1,2]
Baru-baru ini, cilostazol juga ditemukan mampu menurunkan kadar trigliserida plasma dan meningkatkan kadar high density lipoprotein (HDL). Namun, mekanisme pastinya belum diketahui.[2]
Farmakokinetik
Cilostazol dikonsumsi secara peroral dan dimetabolisme oleh CYP3A4. Efek obat ini dapat terlihat setelah penggunaan selama 2–4 minggu.[1,2]
Absorpsi
Cilostazol diberikan secara peroral. Absorpsi obat ini meningkat bila dikonsumsi dengan makanan tinggi lemak, yaitu sekitar 90% peningkatan konsentrasi puncak dan 25% peningkatan area under the curve (AUC).[1]
Distribusi
Cilostazol akan berikatan dengan protein sekitar 95–98%, terutama dengan albumin. Gangguan hepar ringan tidak memengaruhi ikatan dengan protein. Menurut studi, fraksi bebas cilostazol tampak 27% lebih tinggi pada pasien dengan gangguan ginjal.[3]
Metabolisme
Studi in vitro menunjukkan bahwa mayoritas cilostazol dimetabolisme oleh CYP3A4 dan sebagian kecil dimetabolisme oleh CYP2C19.[3]
Eliminasi
Cilostazol diekskresikan melalui urine sebanyak 74% dan melalui feses sebanyak 20% dalam bentuk metabolitnya.[1]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur