Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Promethazine
Penggunaan promethazine pada kehamilan masuk FDA Kategori C. Pada ibu menyusui, promethazine dikeluarkan di ASI.[4,7,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Menurut FDA, penggunaan promethazine pada kehamilan termasuk kategori C. Belum terdapat studi pada manusia sehingga promethazine sebaiknya diberikan hanya jika potensi manfaatnya melebihi potensi risiko yang mungkin ditimbulkan.[4]
Menurut TGA, penggunaan promethazine pada kehamilan termasuk kategori C yang berarti bahwa efek farmakologis dari obat ini berpotensi menyebabkan efek berbahaya pada fetus atau neonatus tanpa menyebabkan malformasi.[7]
Sejumlah studi telah dilakukan untuk menilai potensi teratogenik promethazine. Studi-studi ini tidak secara langsung menunjukkan hubungan antara paparan promethazine pada trimester pertama kehamilan dengan malformasi. Meski demikian, studi yang tersedia saat ini belum memadai atau cukup terkontrol untuk membuat kesimpulan pasti terkait keamanan promethazine dalam kehamilan.
Di sisi lain, penggunaan promethazine pada akhir kehamilan dapat mengakibatkan perubahan EEG pada neonatus. Promethazine harus digunakan pada kehamilan hanya jika manfaat potensial lebih tinggi dari kemungkinan risiko pada janin.[1]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Promethazine diduga dikeluarkan ke ASI. Berdasarkan ekskresi minimal turunan phenothiazine lainnya, penggunaan promethazine jangka pendek diduga menimbulkan sedikit risiko pada bayi yang disusui. Jika promethazine digunakan dalam dosis berulang, lakukan pengawasan terjadinya sedasi berlebih pada bayi.
Promethazine dapat menurunkan sekresi prolaktin basal, sehingga dapat mengganggu laktasi jika diberikan selama persalinan sebelum laktasi terbentuk dengan baik. Jika diperlukan antiemetik, maka berikan obat yang tidak menyebabkan pemblokiran histamin yang kuat.[8]