Indikasi dan Dosis Serum Antirabies
Indikasi pemberian serum antirabies (SAR) adalah sebagai profilaksis pasca paparan pada pasien yang belum mendapat vaksinasi rabies sebelum paparan. Berdasarkan protokol WHO, SAR diindikasikan dengan mempertimbangkan kondisi luka yakni luka yang termasuk kategori 3.
Pemberian dosis SAR sama pada pasien anak maupun dewasa. Penggunaan SAR dari serum manusia menggunakan dosis 20 IU/kgBB sementara dosis SAR dari serum kuda adalah 40 IU/kgBB.[12-15]
Indikasi
Berdasarkan protokol oleh WHO, profilaksis pasca paparan atau post exposure prophylaxis (PEP) terdiri dari pemberian tindakan pembersihan luka, vaksinasi rabies lengkap, dan serum antirabies. Serum antirabies diindikasikan pada pasien tanpa riwayat vaksinasi rabies sebelum paparan dan masuk dalam kategori 3 yakni dengan kriteria berikut:
- Luka gigitan atau cakaran tunggal atau multipel oleh hewan yang dicurigai menderita rabies yakni hewan tidak pernah divaksin, tampak sakit, gigitan terjadi tanpa provokasi
- Paparan air liur pada luka atau membran mukosa oleh hewan tersangka rabies
- Kontak langsung dengan kelelawar[14,15]
Bila ketersediaan SAR terbatas, maka SAR harus diprioritaskan pada kasus-kasus berikut:
- Luka gigitan multipel
- Luka gigitan yang dalam
- Luka gigitan pada area tubuh yang banyak serabut saraf seperti tangan, leher, dan kepala
- Pasien dengan kondisi imunodefisiensi berat
- Hewan yang menggigit terkonfirmasi menderita rabies
- Luka gigitan, cakaran, atau pajanan apapun terhadap lapisan mukosa oleh kelelawar[15]
Dibutuhkan waktu sekitar 7–10 hari bagi tubuh untuk membentuk cukup antibodi setelah pemberian vaksin antirabies. Sehingga pada saat kontak terjadi, pasien harus diberikan SAR sebagai imunisasi pasif.
SAR paling efektif bila diberikan dalam 24 jam pertama setelah pajanan. Pemberian SAR setelah hari ke-7 kurang bermanfaat karena kemungkinan virus sudah masuk ke sistem saraf. Namun, bila luka gigitan dicurigai sangat berisiko rabies, maka SAR tetap diinjeksikan di sekitar bekas luka.[12,14,15]
Dosis
Dosis yang digunakan pada anak sama dengan dewasa. Dosis SAR dari serum manusia adalah 20 IU/kgBB dan dosis SAR dari serum kuda adalah 40 IU/kgBB. SAR tidak boleh diberikan menggunakan spuit yang sama dengan vaksin rabies, dan harus dilokasi injeksi yang berbeda dari lokasi injeksi vaksin rabies.[12-15]
Tidak ada ketentuan khusus berapa volume SAR yang harus disuntikkan secara infiltrasi di area luka. Penyuntikkan seluruh dosis secara infiltrasi di sekitar luka lebih bermanfaat mencegah mortalitas dibandingkan penyuntikkan secara intramuskular.[16]
Namun, bila ada kendala anatomis, dokter diharapkan menyesuaikan. Misalnya, bila luka gigitan ada di ujung jari maka volume SAR yang diinfiltrasi di sekitar luka tidak terlalu banyak karena ada risiko kompresi jaringan. Sisa SAR yang belum disuntikkan dapat diberikan secara intramuskular pada deltoid (dewasa dan anak) atau bagian anterolateral paha (anak yang lebih kecil).SAR tidak boleh diberikan secara intravena.[14,15]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri