Farmakologi Vaksin Haemophilus influenzae Tipe B
Farmakologi vaksin Haemophilus influenzae tipe B (HiB) terdiri dari polyrinosyl ribitol phosphate (PRP) yang terkonjugasi dengan protein konjugat berupa tetanus toksoid atau protein meningokokus yang akan menginduksi pembentukan antibodi anti-PRP melalui perekrutan sel T.[3]
Farmakodinamik
Vaksin Haemophilus influenzae tipe B terdiri dari polisakarida kapsuler HiB yang secara kovalen terkait dengan antigen lain sehingga dapat meningkatkan imunogenisitas. Vaksin ini secara aktif merangsang sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi yang spesifik terhadap kapsul HiB untuk menghancurkan kapsul tersebut. Hal ini membuat organisme rentan terhadap imunitas yang telah dimediasi oleh antibodi dan sel. Rangsangan terhadap sistem kekebalan tidak terbatas hanya pada sel B tetapi juga pada sel T.[1,11]
HiB adalah bakteri Gram negatif yang menyebabkan meningitis dan infeksi serius lain seperti pneumonia, epiglottitis, sepsis, artritis septik, osteomyelitis, endokarditis, dan perikarditis purulen, terutama pada bayi dan anak berusia <5 tahun.
Sebelum vaksin HiB tersedia, HiB adalah penyebab paling umum dari meningitis bakteri dan penyakit bakteri invasif lain dengan mortalitas sekitar 3-6% meskipun dengan pengobatan. 15-30% penderita meningitis mengalami gangguan pendengaran atau gejala sisa neurologis. Dengan penggunaan vaksin HiB, angka kejadian infeksi invasif akibat bakteri ini telah menurun.[3]
Farmakokinetik
Belum ada data yang jelas mengenai aspek absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi vaksin HiB. Terdapat data yang menunjukkan bahwa antibodi akan terdeteksi sekitar 1-2 minggu setelah pemberian vaksin.
Proteksi jangka panjang diperoleh bila kadar anti polysaccharide-polyribosyl ribitol phosphate (anti-PRP) mencapai ≥1.0 mcg/ml, yang dapat dicapai pada 90% anak yang telah mendapatkan vaksin sebanyak 3 kali, dan pada 98% anak yang telah mendapatkan vaksin booster sebanyak satu kali.[11,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Jennifer