Pengawasan Klinis Vitamin C
Pengawasan klinis harus dilakukan terhadap risiko efek samping vitamin C / asam askorbat, terutama jika vitamin C diberikan dalam dosis tinggi atau jangka panjang. Salah satu risiko utama yang harus dipantau adalah peningkatan risiko terjadinya batu ginjal akibat peningkatan oksalat, metabolit dari vitamin C.[11]
Pengawasan klinis juga perlu dilakukan pada pasien skorbut (scurvy) yang mendapat vitamin C. Lakukan pengawasan terhadap resolusi gejala seperti perdarahan gusi, petekie, memar, serta pastikan terdapat peningkatan kadar serum vitamin C. Dokter juga harus melakukan pengawasan terhadap diet pasien untuk memastikan asupan vitamin C yang adekuat supaya tidak terjadi kekambuhan penyakit.[12]