Edukasi dan Promosi Kesehatan Angioedema
Edukasi dan promosi kesehatan angioedema yang harus diberikan pada pasien dan keluarga adalah untuk tidak terlalu khawatir karena kebanyakan kasus angioedema dapat sembuh spontan.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien mengenai angioedema adalah memberitahu bahwa angioedema terjadi selama beberapa menit hingga beberapa jam dan kemudian sembuh secara spontan. Pengobatan mungkin tidak diperlukan, tetapi obat-obatan tertentu seperti antihistamin dan steroid dapat membantu mengatasi gejala lebih cepat.[4,9]
Bila pencetus angioedema diketahui, maka pasien disarankan untuk menghindari pencetus tersebut misalnya makanan atau obat-obatan tertentu.[4,9]
Untuk angioedema kronis, herediter, idiopatik, atau berulang, pasien disarankan untuk kontrol teratur ke dokter ahli alergi imunologi. Klinik alergi/imunologi dapat memberikan pengujian terperinci dan perawatan yang optimal.[4,9]
Pasien dan keluarga mereka juga harus di konseling tentang tanda-tanda darurat akibat angioedema saluran napas. Dalam beberapa kasus yang parah, penggunaan epinefrin injeksi mungkin diperlukan. Pasien yang pernah mengalami angioedema berat dapat disarankan untuk melakukan injeksi epinefrin secara mandiri bila ada tanda gangguan napas. Namun, alat injeksi epinefrin mandiri (Epipen) belum tersedia di Indonesia.[4,9]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit angioedema adalah dengan menghindari makanan yang dapat mencetuskan angioedema, seperti kacang, kerang, susu, dan telur. Serangga, seperti lebah, kumbang, tawon, dan semut sapi juga dapat mencetuskan angioedema sehingga sebisa mungkin menghindari gigitan serangga.
Adapun obat-obatan seperti antibiotik golongan penicillin dan sulfa dapat mencetuskan angioedema. Bila diketahui adanya riwayat angioedema akibat obat-obat tersebut, pasien sebaiknya mengkomunikasikan dengan dokter untuk mencegah peresepan obat tersebut. Berikut adala obat-obatan yang diketahui dapat mencetuskan angioedema:
- Obat antibiotik: sulfadiazine, trimethoprim-sulfamethoxazole, penicillin V, amoksisilin, ampicillin, dicloxacillin
- Obat ACE-inhibitor: captopril atau lisinopril
- Obat-obatan golongan NSAID: ibuprofen, diklofenak, asam mefenamat)
- Obat-obatan lain: aspirin, radiokontras[2,4]
Untuk angioedema yang disebabkan faktor fisik, maka perlu dihindari kondisi-kondisi seperti:
- Perubahan suhu dingin yang menembus jaringan subkutan, misalnya tangan kontak dengan benda dingin, bibir makan es krim, atau berenang
- Urtikaria kolinergik (urtikaria akibat panas), misalnya saat olahraga, berkeringat, mandi air panas, dan kadang-kadang kecemasan berat (keringat dingin)
- Angioedema getar, misalnya menggosok handuk[9]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja