Patofisiologi Makrognatia
Patofisiologi makrognatia atau macrognathia adalah gangguan pertumbuhan tulang mandibula setelah lahir, terutama pada kondilus yang merupakan salah satu pusat pertumbuhan terpenting mandibula dan ramus. Penyebab makrognatia masih belum jelas tapi diperkirakan akibat faktor genetik serta internal seperti adanya ketidakseimbangan hormon pertumbuhan pada pasien akromegali.
Tinggi total dan pembentukan pola wajah ditentukan oleh mandibula dan pertumbuhannya. Dengan bertumbuh ke segala arah, mandibula membuat ruang untuk pertumbuhan maksila serta pertumbuhan dan erupsi gigi.[1]
Seiring dengan proses erupsi gigi yang normal, siklus pertumbuhan mandibula terus berlangsung disertai erupsi gigi termasuk molar ketiga. Pertumbuhan mandibula terdiri dari deposisi tulang pada batas posterior ramus, di bawah kartilago artikular kondilus. Proses ini memuncak pada usia 12,2 tahun pada perempuan, atau 14 tahun pada laki-laki, kemudian berlanjut hingga usia 18-20 tahun. Karena bagian sendi mandibula terfiksasi, proses pertumbuhan ini akan mendorong mandibula ke arah depan dan bawah. Bila pertumbuhan melebihi normal, terjadi abnormalitas pertemuan gigi maksila dan mandibula sehingga menimbulkan maloklusi.[1,2]
Sementara prognatisme, baik dengan atau tanpa defisiensi maksila, juga dapat menyebabkan maloklusi karena posisi rahang yang abnormal dan menggeser pertemuan gigi atas dan bawah.[4]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri