Penatalaksanaan Makrognatia
Tata laksana makrognatia atau macrognathia terdiri dari terapi ortodontik dan bedah ortognatik. Tidak terdapat terapi farmakologis. Prosedur ortodontik maupun bedah sebaiknya tidak melibatkan bagian mandibula tempat perlekatan otot mastikasi primer agar tidak mengganggu fungsi mengunyah dan mencapai keberhasilan terapi yang optimal. Otot mastikasi primer adalah otot masseter, otot temporalis, dan otot pterygoid.[2,6]
Terapi Ortodontik
Terapi ortodontik bertujuan untuk memperbaiki oklusi rahang. Berbagai sarana ortopedi yang tersedia antara lain protraction facemask, chin cup, alat FR3 Frankel, bionator, reverse Twin-block, retraktor mandibula bongkar pasang, korektor double-piece, elastik Kelas III, headgear mandibula, alat Jasper Jumper termodifikasi, busur tandem traksi termodifikasi, serta alat dan plat lidah terfiksasi.[4-6]
Sebagian studi melaporkan bahwa terapi ortodontik sebaiknya dilakukan sejak dini, usia <10 tahun, untuk mencapai efek maksimal dan mengurangi kemungkinan diperlukannya terapi bedah. Sementara studi lain menyebutkan bahwa usia pasien hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap hasil akhir terapi. Diperlukan studi lebih lanjut untuk mengevaluasi hasil terapi ortodontik dalam jangka panjang.[5]
Terapi ortodontik dengan facemask memiliki risiko efek samping seperti iritasi dan abrasi jaringan lunak serta ketidaknyamanan karena bulky. Kedua hal ini bukan merupakan masalah bagi ortodontik intraoral yang terfiksasi. Hasil terapi yang optimal memerlukan compliance pasien jangka panjang.[4]
Perkembangan terapi genetik memungkinkan regulasi gen-gen yang berperan dalam peningkatan risiko prognatia seperti Matrilin-1, TGF-β3, EVC, ADAMTS1, RUNX2, dan lain-lain.[3]
Pembedahan Ortognatik
Terapi bedah pada makrognatia diindikasikan bila derajat keparahan tidak dapat diperbaiki hanya dengan intervensi ortodontik, atau bila terapi ortodontik belum berhasil. Terapi bedah paling efektif setelah pertumbuhan selesai, yaitu ketika pusat pertumbuhan mandibula berhenti berfungsi pada usia 18-20 tahun.[11]
Terapi pembedahan meliputi osteotomi untuk mengoreksi deformitas, yaitu mengurangi bagian mandibula yang terlalu besar, biasanya ramus dan korpus mandibula. Insisi untuk mengakses tulang mandibula dapat dilakukan di sisi bawah mandibula, atau intraoral pada mukosa mulut. Sekarang, osteotomi ramus split bilateral sagital untuk memposisikan mandibula ke arah posterior merupakan terapi paling universal pada pasien dengan prognatisme.[3,6,11]
Bila kelainan pasien meliputi hipoplasia maksila, prosedur bedah dapat menyertakan osteotomi maksila Le Fort I. Selain itu, genioplasti dapat dilakukan untuk memperbaiki prominensia dagu. Segmen rahang difiksasi pada posisi yang diinginkan dengan screw. Splint dipasang untuk mempertahankan oklusi pascaoperasi.[8,11]
Paratiroidektomi
Pada makrognatia yang disebabkan oleh osteodistrofi renal pada pasien dialisis ginjal, paratiroidektomi dapat menghentikan hiperparatiroidisme akibat stimulasi maladaptif hormon paratiroid. Efektivitas terapi ini masih diperdebatkan.[9]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri