Diagnosis Eritrasma
Diagnosis eritrasma perlu dicurigai jika ditemukan plak atau patch berskuama eritema atau berwarna kecoklatan pada area intertriginosa. Pada penyinaran dengan lampu Wood, eritrasma akan berwarna coral red.[1,2]
Gambar 2. Eritrasma pada Axilla (Atas) dan Gambaran Coral Red pada Lampu Wood. Sumber: Riquelme IL, CMAJ, 2021.
Anamnesis
Eritrasma kadang tidak menimbulkan keluhan subjektif, tetapi ada juga pasien yang datang dengan keluhan gatal dengan durasi mulai dari beberapa bulan sampai tahun. Keluhan paling sering timbul pada sela jari kaki (interdigital) dan selangkangan (intertriginosa).
Lesi pada ketiak dan bagian tubuh lainnya lebih jarang ditemukan, serta biasanya terjadi pada wanita yang tinggal pada daerah tropis. Selain gatal, pasien juga umumnya mengeluhkan perubahan warna kulit dan timbul sisik pada daerah yang terinfeksi.[1,2,4]
Selain anamnesis keluhan dan lesi, pasien juga harus ditanyakan mengenai penyakit penyerta. Hal ini karena, pasien dengan imunokompromais, seperti HIV dan penyakit kronis, biasanya memiliki gambaran klinis lesi yang lebih luas.[1]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, lesi dapat berupa plak atau patch eritematosa atau berwarna kecoklatan yang berbatas tegas dan berskuama halus. Perluasan lesi terlihat pada pinggir yang eritema dan serpiginosa. Terkadang juga ditemukan likenifikasi dan hiperpigmentasi.[1–3,7,9]
Predileksi eritrasma adalah pada area interdigital kaki. Akan tetapi, Corynebacterium minutissimum juga bisa menginfeksi daerah intertriginosa lain, termasuk lipat paha dalam, skrotum, aksilla, dan intergluteal. Eritrasma sering ditemukan bersamaan dengan kandidiasis.
Pada palpasi, lesi eritrasma tidak timbul dan tidak ada vesikulasi. Walaupun demikian, ada pula laporan kasus eritrasma pada interdigitoplantar yang berbentuk vesikel berisi air dan diikuti dengan munculnya bula. Skuama kering yang halus menutupi lesi dan pada perabaan terasa berlemak.[1–3,7,9]
Diagnosis Banding
Eritrasma perlu dibedakan dari dermatofitosis, dermatitis seboroik, dan psoriasis.
Dermatofitosis
Dermatofitosis adalah infeksi jamur pada kulit. Gejala yang timbul bisa mirip dengan eritrasma yaitu plak atau patch berskuama yang gatal pada area intertriginosa. Kedua penyakit ini bisa dibedakan dengan pemeriksaan lampu Wood dan kerokan kulit yang ditetesi kalium hidroksida (KOH). Selain itu, pada kasus tinea, biasanya gambaran klinis akan menunjukkan tepi lesi yang aktif dibandingkan bagian tengah.[9]
Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik berupa lesi berminyak dan eritematosa yang melibatkan area kulit kepala dan lipat nasolabial. Dermatitis seboroik jarang timbul pada interdigital atau area lipatan lain. Pemeriksaan dengan lampu Wood dapat membedakan dermatitis seboroik dari eritrasma dengan gambaran coral red pada eritrasma.[1–4,9]
Psoriasis
Lesi pada psoriasis dapat berbentuk plak dan patch berskuama yang bisa disertai eritema. Pada psoriasis, lesi memiliki penampakan yang mengkilap dengan fenomena tetesan lilin, fenomena Koebner, dan tanda Auspitz. Pendaran di bawah lampu Wood dapat membedakan eritrasma dari psoriasis intertriginosa.[1-4]
Pemeriksaan Penunjang
Penegakkan diagnosis eritrasma dapat dilakukan dengan lampu Wood. Pada penyinaran, eritrasma akan menampakkan pendaran warna coral red akibat zat coproporphyrin III yang dihasilkan oleh Corynebacterium minutissimum.[1–3,10]
Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan gram dari hasil kerokan kulit di beberapa lesi yang akan menunjukkan bakteri gram positif berbentuk batang.
Jika lesi didiagnosis banding dengan dermatofitosis, dapat dilakukan pewarnaan dengan KOH pada kerokan kulit. Dermatofitosis akan menunjukkan adanya unsur jamur, seperti hifa dan pseudohifa.[1–3,10]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli